KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
segala puji hanya bagi Allah seru sekian alam. Shalawat dan salam semoga tetap
dicurahkan kepada Rasulullah Rahmat bagi alam semesta, para sahabat, keluarga
dan umatnya.
Makalah
ini berjudul Sistem dan Kebijakan Pendidikan di Jepang, dalamnya disajikan
dari bab I sampai bab III. Bab I yaitu pendahuluan di dalamnya latar belakang,
mengambarkan secara umum makalah ini dan rumusan makalah adalah menjelaskan
hal-hal yang dibahas dalam penulisan makalah ini. Untuk Bab II yaitu membahas
tentang Sistem dan Kebijakan Pendidikan di Jepang, untuk kesimpulan pada
makalah ini disajikan pada Bab III yaitu menyimpulkan isi dari makalah ini
Makalah
mandi dan tayammum ini semoga bermamfaat, terutama bagi penulis dan
pembaca pada umumnya.
Penulis
“SISTEM DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI JEPANG”
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah Perbandingan Pendidikan
Dosen Pengampu :
Suprihatin, S.Pd.I, M.Pd.I
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Riska
Uswatun Hasanah (1511002504)
Siti
Khodijah (1511002599)
Abdul
Mu’in (1511002474)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) MA’ARIF
KOTA
JAMBI
2017
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR .................................................................................. I
DAFTAR
ISI ................................................................................................. II
BAB I:
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................ 2
BAB II : PEMBAHASAN
A.
Sistem Kebijakan di Jepang.................................................................. 3
B.
Kebijakan Pendidikan di Jepang ......................................................... 11
C. Perbandingan Sistem Pendidikan
Negara Jepang Dengan Indonesia . 12
BAB III
: PENUTUP
A.
Kesimpulan .......................................................................................... 15
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Negara Jepang
terdiri dari hamper 4.000 pulau besar dan kecil yang terbentang sepanjang Timur
laut pantai Benua Asia.
Jepang merupakan negara maju diberbagai bidang
kehidupan seperti : politik, ekonomi, sosial, budaya, teknologi, dll.
Kemajuan-kemajuan yang dimiliki Jepang tentu saja mempengaruhi sarana dan
prsarana serta kualitas pendidikan yang ada di negara tersebut. Sejarah
membuktikan bahwa pendidikan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat,
Yunani, Jerman, serta negara-negara maju lainnya membangun kemajuan bangsa
dengan memprioritaskan pendidikan yang ada di negaranya dimana negara berupaya
mencerdaskan kehidupan bangsa serta menghargai terhadap setiap perkembangan
ilmu pengetahuan.
Bagi negara Jepang pendidikan merupakan alat
yang berperan sangat penting guna meningkatkan Sumber Daya Manusia. Dimana
kualitas pendidikan harus terus ditingkatkan karena mampu menentukan kualitas
Sumber Daya Manusia pada suatu negara itu sendiri. Pendidikan diharapkan mampu
mengembangkan kemampuan dan watak setiap individu di tengah peradaban bangsa.
Jepang dianggap unggul dalam memajukan pendidikan yang ada di negaranya diamana
Jepang terpilih sebagai negara dengan kualitas dan sistem pendidikan terbaik
se-Asia dan tercatat sejak tahun 1970 negara Matahari Terbit ini mampu
mengemban setiap tujuan-tujuan pendidikan yang telah dicanangkannya hanya dalam
kurun waktu 25 tahun.
Berbagai keunggulan pendidikan di negara Jepang
seperti pada jurusan : kedokteran, teknologi, sastra, dan seni serta masih
banyak lagi merupakan keberhasilan sistem pendidikan Jepang yang secara
gemilang telah mampu menjawab berbagai permasalahan mengenai Sumber Daya
Manusia yang di butuhkan diberbagai bidang lapangan pekerjaan
Bahkan negara Jepang mampu meminimalisir
tingkat pengangguran yang faktanya di setiap negara selalu meningkat jumlahnya.
Kreativitas para lulusan-lulusan pendidikan Jepang diakui secara internasional
sebagai contoh : keberhasilan dibidang otomotif yaitu Honda, Suzuki, yang
selalu mampu menginovasi produk-produknya dalam kurun waktu yang singkat.
Selain menghasilkan tenaga kerja buruh negara ini juga mampu menghasilkan
tenaga-tenaga ahli yang mampu mengembangkan riset-riset terbaru secara terus
menerus.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
system pendidikan di Jepang ?
2.
Bagaimana
kebijakan pendidikan di jepang ?
3.
Bagaimana
Perbandingan Sistem Pendidikan
Negara Jepang Dengan Indonesia?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem
pendidikan di Jepang
Pendidikan
di Jepang dipegang tiga lembaga pengelolaan yaitu :
1.
Pemerintah Pusat
2.
Pemerintah Daerah
3.
Swasta.
Dengan
sistem admistrasi pendidikan dibangun atas empat tingkatan yaitu :
1.
Sistem administrasi pusat
2.
Sistem administrasi prefectural (Provinsi dan
Kabupaten)
3.
Sistem administrasi municipal (Kabupaten dan
Kecamatan)
4.
Sistem administrasi sekolah.
Masing-masing
sistem administrasi tersebut memiliki tingkatan dan perananya dan kewenangannya
masing-masing untuk saling mengisi dan berkerjasama dalam mengatur setiap
sistem administrasi pada pendidikan Jepang. Di samping itu terjalin kohesi yang
baik antara pemerintah, kepala sekolah, guru, murid dan orang tua sehingga
dukungan terhadap perkembangan dan kemajuan pendidikan berlangsung dengan baik.
Selain
itu bisa dikatakan bahwa sistem pendidikan pada negara Jepang memiliki
kemiripan pada sistem pendidikan di negara kita dimana jenjang pendidikannya
melalui 4 tahap secara umum yaitu 6-3-3-4 artinya siswa harus melewati 6 tahun
untuk tahap pendidikan dasar, 3 tahun Sekolah Menengah Pertama, 3 tahun Sekolah
Menengah Atas, 4 tahun Perguruan Tinggi. Hal tersebut dikarenakan karena negara
kita merupakan negara bekas jajahan Jepang sehingga sebagian sistem pendidikan
negara Jepang masih diterapkan di negara kita dengan sedikit perubahan dimana
negara kita lebih memfokuskan pada pelajaran logika dan penilaian hasil akhir
semester sebagai penentu kelulusan siswa sedangkan di negara Jepang lebih
difokuskan pada pengembangan watak kepribadian dalam kaitannya terhadap
kehidupan sehari-hari dan penilaian ditentukan oleh guru/dosen kelas dengan
melihat kinerja belajar siswa sehari-hari sebagai penentu kelulusan. Perlu kita
ketahui bahwa sistem pendidikan Jepang dibangun atas dasar prinsip-prinsip:
1.
Legalisme: Pendidikan di Jepang tetap
mengendepankan aturan hukum dan melegalkan hak setiap individu untuk memperoleh
pendidikan tanpa mendiskriminasikan siapapun, suku, agama, ras, dan antar
golongan berhak mendapatkan pendidikan yang layak.
2.
Adminstrasi yang Demokratis: Negara memberikan
kesempatan kepada siapa saja untuk memperoleh pendidikan dengan biaya yang
masih terjangkau oleh masyarakatnya. Biaya pendidikan Jepang di usahakan untuk
bisa dijangkau sesuai keuangan masyarakatnya, memberikan beasiswa bagi siswa
yang berprestasi ataupun kurang mampu.
3.
Netralitas: Pendidikan Jepang diberikan kepada
setiap siswa dengan tingkat pendidikan masing-masing dengan mengedepankan
pandangan persamaan derajat setiap siswanya tanpa membeda-bedakan latar belakang
materil, asal-usul keluarga, jenis kelamin, status sosial, posisi ekonomi,
suku, agama, ras, dan antar golongan.
4.
Penyesuaian dan penetapan kondisi pendidikan:
Dalam proses pengajaran memiliki tingkat kesulitan masing-masing yang
disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan pendidikan yang ditempuh.
5.
Desentralisasi: Penyebaran
kebijakan-kebijakan pendidikan dari pemerintah pusat secara merata kepada
seluruh sekolah yang ada dinegara tersebut sehingga perkembangan dan kemajuan
sistem pendidikan sehingga dapat diikuti dengan baik.
Tujuan-tujuan
yang menjadi target yang ingin dicapai pendidikan Jepang yaitu :
1.
Mengembangkan kepribadian setiap individu
secara utuh.
2.
Berusaha keras mengembangkan Sumber Daya
Manusia yang berkualitas baik pikiran maupun jasmani.
3.
Mengajarkan kepada setiap siswa agar senantiasa
memelihara keadilan dan kebenaran.
4.
Setiap siswa dididik untuk selalu menjaga
keharmonisan dan menghargai terhadap lingkungan sosialnya.
5.
Setiap siswa dituntut untuk disiplin,
menghargai waktu, dan memiliki etos kerja.
6.
Pengembangan sikap bertanggungjawab terhadap
setiap pembebanan pelajaran dan tugas yang diberikan kepada siswa sesuai dnegan
tingkat pendidikannya masing-masing.
7.
Meningkatkan semangat independen setiap siswa
untuk membangun negara dan menjaga perdamaian dunia.
Sistem
pendidikan di Jepang sebelum perang dunia II memakai system banyak jalur
(multi-tracts) yang mendiversifikasikan mata pelajaran mulai dari anak usia 12
tahun; yaitu disaat anak-anak menyelesaikan pendidikannya di sekolah dasar.
Sistem ini diganti seluruhnya dalam reformasi pendidikan sesudah perang. Pendidikan
Jepang terdiri atas sistem 6-3-3-4 dimana siswa wajib mengemban :
1.
6 tahun Sekolah Dasar (Shōgakkō)
2.
3 tahun Sekolah Menengah Pertama (Chūgakkō)
3.
3 tahun Sekolah Menengah Atas (Koutougakkou)
4.
4 tahun atau lebih untuk jenjang Perguruan
Tinggi (Daigaku).
·
Struktur dan jenis pendidikan yang ada di
Jepang :
1.
Taman
kanak-kanak
Sebagian besar anak-anak di Jepang memasuki Taman kanak-kanak,
bahkan juga mulai dari Nursery School. Taman Kanak-kanak adalah intuisi
pendidikan dibawah Kementrian Pendidikan untuk anak-anak berusia 3-5 tahun,
sedangkan Nursey School dianggap sebagai intuisi kesejahteraan social
dibawah naungan Kementrian Kesehatan dan kesejahteraan Sosial untuk anak-anak
sampai 5 tahun. Aktifitas pada Nursey School bagi anak-anak usia 3 tahun
atau lebih, tidak banyak berbeda dengan yang diberikan pada Taman Kanak-kanak.
2.
Pendidikan
Dasar
Pada usia enam tahun, anak-anak mulai masuk sekolah dasar yang
wajib bagi semua orang. Sekolah dasar adalah intuisi pendidikan yang
berlangsung selama enam tahun, memberikan pendidikan dasar kepada anak-anak
yang sesuai dengan perkembangan fisik dan mentalnya. Jumlah jam pelajaran
prtahun adalah 1015, bervariasi dari 850 jam pelajaran bagi grade 1 sampai 1015
bagi grade 4-6. Kenaikan kelas dari grade 1 ke grade berikutnya berlangsung
secara otomatis. Hampir seluruh anak umur sekolah terdaftar mengikuti
pendidikan tingkat dasar ini, dan 97% berada disekolah negri.
3.
Pendidikan
Menengah
Sekolah menengah tingkat pertama adalah wajib dan berlangsung
selama tiga tahun. Promosi dari sekolah dasar ke sekolah menengah tingkat
pertama berjalan secara otomatis dalam lingkungan sekolah negeri. Hanya 3% dari
anak-anak yang berada disekolah swasta pada level ini. Disamping mata pelajaran
yang diajarkan pada sekolah menengah tingkat pertama ini, mata-mata pelajaran
tingkatvokasional juga diberikan. Pelajaran bahasa asing juga menjadi salah
satu mata pelajaran yang bersifat elektif, tetapi hampir semua sekolah
mengajarkan bahasa inggris sebagai bahasa asing. Jumlah jam pelajaran yang
diberikan pada sekolah menengah tingkat pertama ini adalah 1050.
Setelah menempuh pendidikan wajib selama Sembilan tahun, anak-anak
dapat memasuki sekolah menengah tingkat atas selama 3-4 tahun diseleksi melalui
ujian masuk, dan kurang lebih 94% tamatan sekolah menengah pertama melanjutkan
pendidikannya kesekolah menengah tingkat atas. Akan tetapi, 28% dari mereka
masuk kesekolah menengah tingkat atas swasta. Hampir 70% siswa mengambil
program pendidikan umum. Di samping program pendidikan umum, tersedia pula
program atau sekoalh kejuruan seperti ekjuruan teknik dan pertanian.
Program-program part-time dan program correspondence dilaksanakan
selama empat tahun, buakn tiga tahun bagi yang diselenggarakan disiang hari.
4.
Pendidikan
Tinggi
Setelah menyelesaikan ditingkat menengah atas, siswa melanjutkan
pendidikannya ke Daigaku (Universitas) atau ke Tanki-daigaku (junior college)
denga persyaratan lulus ujian masuk. Bagi mereka yang ingin masuk ke
universitas nasional (negeri), pertama mereka harus mengambil ujian masuk yang
sama berupa achievement test, kemudian mengikuti ujian masuk yang
terdiri dari interview, tes esay, dan ujian-ujian lainnya yang di atur oleh
masing-masing universitas. Hasil akhir ujian itu didasarkan pada kedua macam
ujian ini dan transkip dari sekolah menengah atas tempat sekolah asal mereka.
Kuliah di Daigaku atau universitas diselenggarakan selama empat tahun kecuali
pada program-program kedokteran dan kedokteran gigi. Kuliah di Tanki-daigaku
selama 2 sampai 3 tahun. Sekitar 75% mahasiswa Daigaku dan 91% mahasiswa
tanki-daigaku berada di institusi swasta. Pada tahun 1982, sekitar 54%
mahasiswa Daigaku terdaftar pada program-program ilmu social dan
humaniora, dan 23% pada sains dan teknologi. Bentuk lain institusi pendidikan
tinggi adalah Kotosemmon-gakko, yan kuliahnya berlangsung selama lima
tahun yang mahasiswanya adalah tamatan sekolah menengah atas. Perguruan tinggi
ini khusus untuk pendidikan kejuruan tekhnik.
5.
Pendidikan
Nonformal
Dalam bahasa Jepang, pendidikan nonformal dikenal sebagai
pendidikan social. Ini diterapkan dengan undang-undang sebagai kegiatan
terorganisasi yang tidak diselenggarakan pada jalur pendidikan formal. Pada
jalur nonformal ini tersedia berbagai program untuk melayani bermacam-macam
segmen masyarakat, seperti sekolah untuk orang dewasa, kursus-kursus bagi para
remaja, kursus-kursus untuk wanita lanjut usia, kursus surat menyurat untuk
pengembangan keterampilan dasar, kursus untuk pengembangan penyaluran hoby dan
lain-lain. Kegiatan ini diatur oleh Board of Education setempat. Semua
program nonformal ini berada dibawah wewenang Kementrian Pendidikan. Menteri
Pendidikan juga bertanggung jawab atas sekolah-sekolah pelatihan khusus untuk
mendukung program-program yang diselenggarakan oelh pendidikan nonformal
seperti latihan untuk sekolah kejuruan tekhnik. Kementrian Perburuhan mengatur
beberapa jenis lembaga pelatihan, dan Kementrian Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan menyediakan berbagai pusat latihan dibidang pertanian, perhutanan,
dan perikanan, terutama bagi petani muda, nelayan dan buruh-buruh kehutanan.
Disamping itu, tersedia pula berbagai program radio dan televise
untuk keperluan pendidikan umum dan latihan ketermpilan. Pusat-pusat belajar
untuk berbagai bidang lainnya juga diadakan oleh badan-badan nonpemerintah
seperti lembaga persuratkabaran, perusahaan penyiaran, took-toko serba ada,
terutama di daerah perkotaan. Kesempatan untuk belajar jarak jauh dilayani oleh
lembaga tingkat pendidikan menengah atas dan universitas terbuka yang
mengandalkan kegiatannya terutama lewat udara, melalui televise atau radio, dan
program-program ini seluruhnya berada dalam jalur pendidikan formal.
·
Jam Pembelajaran di Sekolah Jepang
Sebagai gambaran, ada baiknya kita menutip kalender akademik
SMA Nakamura, sebuah sekolah level menengah ke atas yang
menganut sistem full time course dengan hari belajar Senin-Jumat.
Umumnya SMA di Jepang, kegiatan belajar-mengajar berlangsung pukul 08:45
-15.15, tersusun atas enam jam pelajaran. Satu jam berdurasi 50 menit. Dengan
pengecualian hari Rabu yang tersusun atas tujuh jam, dalam seminggu terdapat 31
jam pelajaran.
Ada Sembilan mata pelajaran yang diajarkan, yaitu:
3.
Pendidikan Kewarganegaraan
4.
Matematika
5.
Pendidikan Jasmani dan Olahraga
8.
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga dan IT
9.
Keterampilan
Tahun akademik di Jepang dimulai
dari bulan April sampai bulan Maret, terbagi menjadi dua semester, dan
melangsungkan lima kali ujian yaitu pada bulan Mei, Juli,
Oktober, Desember,dan Februari. Jadwal kegiatan akademik secara global adalah sebagai berikut :
1.
Semester Ganjil dengan rincian pelaksanaan pembelajaran
sebagai berikut ini, yaitu:
c. Juni :
Kegiatan belajar-mengajar untuk kelas 1, Ujian kelas 3.
d. Juli : Ujian akhir semester, Tambahan
Pelajaran, Camping.
2.
Semester Genap dengan rincian pelaksanaan pembelajaran
sebagai berikut ini, yaitu:
a. September : Opening
Ceremony, Tes Akademik, Festival Sekolah.
b. Oktober : Ujian tengah
semester, Kuliah dari Universitas kelas 2.
c. November : Tes Akademik, Tes
Kemampuan Akademik kelas 3, Reading session untuk 1.
d. Desember : Tes Akademik,
tambahan pelajaran, berbarengan dengan masa liburan musim dingin.
e. Januari : Tes kemampuan Akademik, Ujian Akhir kelas 3, Reading
Session kelas 2.
f. Februari : Ujian akhir
kelas 1 dan 2.
g. Maret : Wisuda, Ujian susulan.
B.
Kebijakan
Pendidikan di Jepang
Sebelum Perang
Dunia ke II diberlakukan kebijakan pendidikan yang terangkum dalam salinan
Naskah Kekaisaran mengenai pendidikan atau yang disebut dengan Imperial
Rescript on Education. Dimana pada zaman dahulu para kaisar telah dididik
berbasis nilai yang luas dan kekal, serta menanam nilai-nilai positif secara
mendalam dan kokoh dalam pribadi setiap kaisar. Materi yang diajarkan pada
zaman dahulu lebih cendrung mengarah pada kesetiaan dan kepatuhan dari generasi
kegenerasi dengan tetap menerapkan estetika.
Nilai-nilai
positif dari para kaisar di Jepang inilah yang diterapkan pada pendidikan yang
ada di negara tersebut. Dimana setiap individu harus mampu menjalin hubungan
yang harmonis, mencurahkan kasih sayang terhadap orang-orang di sekelilingnya,
kesetiaan, dan kepatuhan kepada orang tua, suami, istri, sahabat, menjadi diri
sendiri yang moderat dan sederhana, serta menuntut ilmu sedalam mungkin dan
diimbangi dengan jiwa seni.
Setelah
berakhirnya Perang Dunia ke II yaitu pada tanggal 3 November 1946, kebijakan
pendidikan Jepang mulai dirubah berbasis Hak Asasi Manusia, kebebasan hati
nurani, jaminan setiap individu untuk mengembangkan kebebasan berfikir,
kebebasan akademik dimana setiap individu memperoleh hak untuk mendapatkan
pendidikan sesuai dengan kemampuannya.
Maret 1947, Peraturan Pendidikan Nasional Jepang (School Education Law) menentapkan
susunan pendidikan dasar pendidikan yang keseluruhannya terdiri atas 6-3-3-4.
Yang artinya tahap-tahap pendidikan Jepang terdiri atas empat tahapan yang
memiliki tujuan, visi, misi, yang khusus pada setiap jenjang tahapannya
Sedangkan dalam Fundamental Law
of Education disebutkan bahwa, Citizen have the right to equal
opportunity or receving education according to their ability; freedom from
discrimination on acaount of race, cree sex, social status, economic position,
or family origin; financial assistance, to the able needy, academin freedom,
and the responsibility to build a peaceful State and society (Imam Barnadib,
1986: 53), (Setiap warga memiliki kesempatan yang sama menerima pendidikan
menurut kemampuan mereka, bebas dari diskriminasi atas dasar ras, jenis
kelamin, status sosial, posisi ekonomi, asal usul keluarga, bantuan finansial,
bagi yang memerlukan, kebebasan akademik, dan tanggung jawab untuk membangun
negara dan masyarakat yang damai).
Perbedaan yang lain adalah mengenai
tujuan pendidikan. Dalam Imperial Rescript on Education disebutkan bahwa
tujuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kesetiaan dan ketaatan bagi Kaisar
agar dapat memperoleh persatuan masyarakat di bawah ayah yang sama, yakni
Kaisar. Adapun tujuan pendidikan menurut Fundamental Law of Education adalah
untuk meningkatkan perkembangan kepribadian secara utuh, menghargai nilai-nilai
individu, dan menanamkan jiwa yang bebas.
C.
Perbandingan Sistem Pendidikan Negara Jepang Dengan
Indonesia
1. Dalam tujuan umum pendidikan Jepang
mengutamakan perkembangan kepribadian secara utuh, menghargai nilai-nilai
individual, dan menanamkan jiwa yang bebas. Sedangkan di Indonesia pendidikan
bertujuan agar peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
2. Jepang tidak memasukkan mata
pelajaran pendidikan agama di semua jenjang persekolahan (memisahkan pendidikan
agama dengan persekolahan), sedangkan di Indonesia pendidikan agama adalah mata
pelajaran yang wajib untuk setiap jenjang persekolahan.
3. Dilihat dari kurikulum yang
dikembangkan dapat dikemukakan beberapa hal, yaitu :
a. Kurikulum TK di Jepang tidak
membebani anak, karena anak tidak dijejali materi-materi pelajaran secara
kognitif tetapi lebih pada pengenalan dan latihan ketrampilan hidup yang
dibutuhkan anak untuk kehidupan sehari-hari, seperti latihan buang air besar
sendiri, gosok gigi, makan, dan lain sebagainya. Sedangkan kurikulum di
Indonesia telah berorientasi pada pengembangan intelektual anak.
b. Mata pelajaran level pendidikan
dasar di Jepang tidak seberagam yang dikembangkan di Indonesia, jumlahnya tidak
banyak, sehingga berbagai mata pelajaran tersebut diberikan pada waktu yang
berlainan setiap hari selama seminggu, maka jarang ada jadwal pelajaran yang
sama pada hari yang berbeda.
c. Di Indonesia jarang ditemukan adanya
mahasiswa peneliti, lebih-lebih mahasiswa pendengar, sehingga yang ada
mahasiswa reguler. Hal itu terjadi barangkali karena orientasi belajar bagi
mahasiswa Indonesia jauh berbeda dengan mahasiswa Jepang.
4. Pendidikan wajib di Jepang gratis
bagi semua siswa, bahkan bagi anak yang kurang mampu mendapat bantuan khusus
dari pemerintah pusat maupun daerah untuk biaya makan siang, sekolah, piknik,
kebutuhan belajar, perawatan kesehatan dan kebutuhan lainnya, sedangkan di
Indonesia masih sebatas slogan (kecuali di daerah tertentu, seperti kebijakan
di Sukoharjo, tetapi baru terbatas biaya sekolah saja).
5. Sistem administrasi pendidikan di
Jepang sudah lama menerapkan kombinasi antara sentralisasi, desentralisasi,
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dan partisipasi masyarakat. Sedangkan di
Indonesia baru dalam proses peralihan dari sentralisasi ke desentralisasi dan
juga diberlakukan MBS.
6. Di samping itu juga ada perbedaan kecil dalam hal
mulai masuknya anak pada pendidikan prasekolah, terutama di TK. Kalau di Jepang
dimulai usia 3 tahun, sedang di Indonesia dimulai pada usia 4 tahun.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur.
Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan
bertetangga dengan Republik Rakyat Cina, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling
utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok
pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang
bertetangga dengan Taiwan.
Peraturan pendidikan di Jepang dapat dibedakan dalam dua
periode, yaitu sebelum dan sesudah perang Dunia II. Sebelum perang, kebijakan
pendidikan yang berlaku adalah Salinan Naskah Kekaisaran tentang Pendidikan (Imperial
Rescript on Education). Dinyatakan bahwa para leluhur Kaisar terdahulu telah
membangun Kekaisaran dengan berbasis pada nilai yang luas dan kekal, serta
menanamkannya secara mendalam dan kokoh. Materi pelajarannya dipadukan dalam
bentuk kesetiaan dan kepatuhan dari generasi ke generasi yang menggambarkan
keindahannya. Itulah kejayaan dari karakter Kaisar, dan ia juga telah
mengendalikannya dengan sumber-sumber berpendidikan.
Bisa dikatakan bahwa sistem pendidikan pada negara Jepang
memiliki kemiripan pada sistem pendidikan di negara kita dimana jenjang
pendidikannya melalui 4 tahap secara umum yaitu 6-3-3-4 artinya siswa harus
melewati 6 tahun untuk tahap pendidikan dasar, 3 tahun Sekolah Menengah
Pertama, 3 tahun Sekolah Menengah Atas, 4 tahun Perguruan Tinggi. Hal tersebut
dikarenakan karena negara kita merupakan negara bekas jajahan Jepang sehingga
sebagian sistem pendidikan negara Jepang masih diterapkan di negara kita dengan
sedikit perubahan dimana negara kita lebih memfokuskan pada pelajaran logika
dan penilaian hasil akhir semester sebagai penentu kelulusan siswa sedangkan di
negara Jepang lebih difokuskan pada pengembangan watak kepribadian dalam
kaitannya terhadap kehidupan sehari-hari dan penilaian ditentukan oleh
guru/dosen kelas dengan melihat kinerja belajar siswa sehari-hari sebagai
penentu kelulusan.
DAFTAR PUSTAKA
Syah Nur, Agustiar, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar