RESENSI BUKU
Judul buku :
Psikologi Pendidikan
Penulis :
Drs. M. Ngalim Purwanto, MP.
Penerbit :
PT REMAJA ROSDAKARYA
Tahun terbit :
Mei 2011
Jumlah halaman :168
BAB I
PSIKOLOGI
1.
Pengertian Psikologi
Menurut arti kata-katanya maka psikologi maka psikologi sering di
terjeahkan menjadi ilmu jiwa. Yakni dari kata psyche yang berarti
jiwa, roh, dan logos yang berarti ilmu. Sebernya tersebut kurang tepat,
karena bertitik tolak dari pandangan dualiame manusia, yang menganggap bahwa
manusia itu terdiri dari dua bagian jasmani dan rohani.
Dengan singkat dapat dapat kita katakana bahwa psikologi ialah
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, tingkah laku disini di artikan
secara luas ialah segala kegiata, tindakan perbuatan manusia yang maupun yang
tidak kelihatan,yang disadari maupun tidak disadarinya. Termasuk di dalamnya:
cara berbicara, berjalan, berpikir/atau mengambil keputusan, cara ia mengambil
sesuatu, caranya beraksi terhadap segala sesuatu yang datang dari luar dirinya,
maupnun dari dalam dirinya.
2.
Obyek Psikologi Dan Macam-Macamnya
a.
Obyek
Material
Yakni
yang di pandang dengan keseluruhan. Adapun obyek
material dari psikologi ialah manusia, disamping menjadi obyek psikologi juga bagian obyek bagi ilmu-ilmu yang lain. seperti, sosiologi, antropologi,sejarah, biologi, ilmu kedokteran, ilmu hukum, ilmu mendidik, semuanya obyenya adalah manusia.
material dari psikologi ialah manusia, disamping menjadi obyek psikologi juga bagian obyek bagi ilmu-ilmu yang lain. seperti, sosiologi, antropologi,sejarah, biologi, ilmu kedokteran, ilmu hukum, ilmu mendidik, semuanya obyenya adalah manusia.
b.
Obyak
Formal
Jika
di pandang menurut aspek mana yang dipentingkan dalam penyelidikan psikologi
itu. Dalam hal ini maka obyek formal psikogi adalah berbeda-beda menurut
perubahan zaman dan dan pandangan para ahli masing-masing. Pada zaman yunani
sampai dengan abad pertengahanyang menjadi obyek formalny ialah hakekat jiw.
Kemudian pada masa Descartes obyek psikologi itu ialah gejala-gejala
kesadaran.
Secara
agak sistematis macam-macam psikologi itu dapat kita susun sebagai berikut:
a.
Psikologi matafisika, yang
menyelidiki hakekat jiwa seperti yang di lakukan oleh plato dan aristetoles.
b.
Psikologi empiri, yang
menyelidiki gejala-gejala kejiwaan dan tingkah laku manusia dengan menggunakan
pengamatan (observasi).Psikologi empiri dapat dibagi lagi dengan dua bagian antara
lain:
1)
Psikologi umum, yang menyelidiki /mempelajari gejala-gejala kejiwaan manusia
pada umumnya.
2)
Psikologi
khusus, yang menyelidiki
gejala-gejala kejiwaan manusia menurut aspek-aspek tertentu sesuai dengan
pandangan serta tujuaannya.
3.
Hubungan Psikologi Dengan Ilmu-Ilmu Lainya
a.
Psikologi dan Antropologi
Secara
etimologis, antropologi berarti tentang manusia, antropologi sebagai ilmu yang
masih muda yang mempunyai perhatian terhadap semua cabang pengatahuan yang
berhubungan dengan manusia
b.
Psikologi dan Sosiologi
Pra
ahli psikologi terutama memusatkan perhatian kepada tingkah laku kelompok. Ia
mempelajari pengaruh-pengaruh kelompok terhadap individu-individu yang termasuk
kedalam kelompok itu.masalah-masalah yang diselidiki oleh sosiologi antara lain
masalah-masalah kejahatan, kenakalan/kejahatan anak-anak, percerai/talak,
perkembangan atau perubahan sifat-sifat keluarga dan sebagainya.
c.
Psikologi dan Fisiologi
Fisiologi
adalah ilmu yang mempelajari fungsi-fungsi berbagai organ yang ada dalam tubuh
manusia (seperti : fungsi perut dan hati, limpa dan empedu) dan berbagai sistem
peredaran (seperti peredaran darah,makanan, pengeluaran sisa-sisa
pembakaran dan sebagainya). Juga mempelajari bagaimana organ-organ dan
sistem-sistem peredaran itu bisa berinteraksi satu sama lain
4.
Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Mengingat bahwa psiklologi pendidikan merupakan ilmu yang
memusatkan dirinya pada penemuan dan aplikasi prinsip-prinsip dan teknik-
teknik psikologi kedalam pendidikan, maka ruang lingkup psikologi pendidikan
mencakup topik-topik psikologi yang erat hubungannya dengan pendidikan.
Yang merupakan ruang lingkup psikologi pendidikan, antara
lain:
a.
Sampai
sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan yang perpengaruh
terhadap belajar
b.
Sifat-sifat
dari proses belajar
c.
Hubungan
dengan tingkat kematangan dengan kesiapan belajar
d.
Signifikansi
pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan
keterbatasan belajar
e.
Perubahan-perubahan
jiwa (inner Changes) yang terjdi selama dalam belajar.
f.
Hubungan
antara prosedur-prosedur dengan hasil belajar.
g.
Teknik-teknik
yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar.
h.
Pengaruh
atau akibat relatif dari pendidikan formal di bandingkan dengan pengalaman belajar
yang insidental dan informal terhadap individu.
i.
Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan
bagi personal sekolah.
j.
Akibat
psikologis yang di timbulakn oleh kondisi-kondisi sosiologis terhadap sikap
para sisiwa.
BAB II
PEMBAWAAN,
KETURUNAN DAN LINGKUNGAN
1.
Soal Pembawaan Dan Lingkungan
Soal pembawaan ini adalah soal yang btidak mudah dan dengan
demikian memerlukan penjelasan dan uraian yang tidak sedikit. Telah bertahun-tahun
lamanya para ahli didik, ahli bologo, ahli psikologi, dan lain-lain
pemikiran dan berusaha mencari jawaban atas pertanyaan perkembangan manusia
itutergantung pada pembawaan ataukah pada lingkungan.
Dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu disini di
kemukakan adanya beberapa pendapat:
a.
Aliran Nativisme
Aliran
ini berpendapat bahwa segala perkembangan manusia itu telah di tentukan oleh
faktor-faktor yang di bawa sejak lahir. Pembawaan yang telah terdapat pada
waktu dilahirkan itulah yang menentukan hasil perkembangannya. Menurut
nativisme, pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaannya.
b.
Aliran Empirisme
Mereka
berpendapat bahwa dalam perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu sama
sekali ditentukan oleh lingkungannya atau oleh pendidikan dan pengalaman yang
diterimanya sejak kecil. Pendapat kaum empiris ini terkenal dengan nama optimism
paedagogis.
c.
Hukum Konvergensi
Hukum
ini berasal dari ahli psikologi bangsa jerman
bernama William Strem. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-daunya menentukan perkembangan manusi.dalam aliran yang menganut aliran konvergansi itu sendiri masih terdapat dua aliran, yaitu aliran yang dalam hukum konverginsi ini lebih menekankan kepada pengaruh pembawaan dari pada pengaruh lingkungan.
bernama William Strem. Ia berpendapat bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-daunya menentukan perkembangan manusi.dalam aliran yang menganut aliran konvergansi itu sendiri masih terdapat dua aliran, yaitu aliran yang dalam hukum konverginsi ini lebih menekankan kepada pengaruh pembawaan dari pada pengaruh lingkungan.
2.
Pembawaan Dan Keturunan
a.
Keturunan
Kita
mengatakan bahwa sifat-sifat atau ciri-ciri pada seseorang anak adalah
keturunan, jika sifat-sifat atau ciri-ciri tersebut diwariskan atau
diturunkan melalui sel-sel kelamin dari generasi yang lain.
Banyak
para ahli yang berusuha menyelidiki sifat-sifat kejiwaan manusia yang berkenaan
dengan keturunan, tetapi sampai sekarang penyelidikan itu masih belum dapat
dikatakan memuaskan hasilnya.
Adapun
beberapa faktor yang menyulitkan pelaksanaan penyelidikan tersebut dengan baik,
antara lain:
-
Pada
manusia tidak dapat di lakukan persilangan (kruising) mrnurut rencana tertentu umpamanya
persilangan antara dua ras yang sangat berlainan asalnya seperti yang dapat
dilakukan terhadap binatang atau tumbuhan-tumbuhan.
-
Masa
perkembangan manusia yhang sangat lama, sehingga mengakibatkan sifat-sifat yang
ada yang terjadi karena keturunan dapat tersembunyi dengan lamanya, sebelum sifat-sifat
itu menampakkan diri pada suatu individu yang tertentu.
-
Masa
hidup suatu generasi juga demikian lama sehingga si penyelidik tdak akan mungkin
akan mengdakan pengamatan-pengamatan terhadap lebih dari satu kerturunan.
-
Adanya
jumlah anak manusia yang relatif (menurut perbandingan hanyan sedikit sekali).
b.
Pembawaan
Agar lebih
jelas lagi pengartian kita tentang turunan dan bagaimana hubungannya atau
adakah perbedaannya antara turunan dan pembawaan, marilah kita ikuti uraian
yang berikut.
Sebelum
kita utarakan lebih lanjut, dapatlah kiranya kita mengatakan :” pembawaan ialah
seluruh kemungkinan atau kesanggupan (potensi) yang dapat suatu individu dan yang
selama masa perkembangannya benar-benar dapat diwajutkan (direalisasikan)
Hanya
dengan memperhatikan prestasi-prestasi (actual ability). Bentuk wataknya dan
tingkah laku sesuatu individu sajalah kita dapat mengambil kesimpulan tentang
sesuatu pembawaan yang tentu ada pada individu itu.
ü Struktur Pembawaan
Sifat-sifat
pembawaan atau kesanggupan-kesanggupan yang termasuk dalam struktur pembawaan
itu tidak semuanya dapat berkembang atau menunjukkan diri dalam perwujudannya.
Lalent atau tersembunyi; jadi tetap tinggal sebagai kemungkinan saja, yang
tidak mewujudkan diri.
Adapun
yang menyebabkan berkembangnya sifat-sifat pembawaan itu sehingga menjadi wujud
(actual ability) atau tetap tinggal terpendannya suatu sifat pembawaan (potensial
ability), ialah factor-faktor dari luar (umpamanya karena mendapat kesempatan
atau ltihan atau pengajaran yang cukup) maupun faktor-faktor dari dalam
(umpamanya konstitusi badan yang demikian rupa sehingga tidak memungkinkan
perkembangannya sifat-sifat pembawaannya itu).
ü Pembawaan Dan Keturunan
Dimuka
telah di katakan bahwa pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang terkandung dalam
sel benih yang akan berkembang mencapai sebagai perwujudannya.
Pembawaan
( yang dibawa si anak sejak lahirnya) adalah potensi-potensi yang aktif dan pasif,
yang akan terus berkembang mencapai perwujudannya.
Jadi
kesimpulannya ialah ; semua yang dibawa oleh si anak sejak lahir adalah diterima
kerena kelahirannya, jadi adalah mamang pembawaan. Tetapi pembawaan itu tidaklah
semuanya diperoleh karena keturunan. Sebaliknya, semuanya yang diperoleh
karena keturunan adalah dapat dikatakan pembawaan, atau lebih tepat lagi
pembawaan keturunan.
ü Pembawaan Dan Bakat
Sebenarnya
kedua istilah itu pembawaan dan bakat adalah dua istilah yang sama maksudnya, umumnya
dalam buku-buku psikologi kita dapati kedua istilah itu sejajar, sama-sama dipakai
untuk satu pengertian yaitu pembawaan (aanleg). Untuk menggantikan kata aanleg
kauda istilah tersebut dapat ddigunakan sama-sama dengan maksud yang sama pula.
Titik berat perrbedaannya terletak pada luas pengertiannya; yang satu
mengandung pengertian yang lebih luas dari pada yang lain.
3.
Beberapa Macam Pembawaan Dan Pengaruh Keturunan
Perlu pula kiranya disini kita singgung sedikit beberapa macam
pembawaan, antara lain:
·
Pembawaan
Jenis
·
Pembawaan
Ras
·
Pembawaan
Jenis Kelamin
·
Pembawaan
Perseorangan
Adapun
yang termasuk pembawaan perseorangan yang dalam pertumbuhannya lebih ditentukan
oleh pembawaan keturunan antara lain ialah :
a.
Konstitusi
tubuh
b.
Cara
bekerja alat-alat indra
c.
Sifat-sifat
ingat dan kesanggupan belajar
d.
Tipe-tipe
perhatian
e.
Cara-cara
berlangsunngnya emosi-emosi yang khas
f.
Tempo
dan ritme perkembangan
4.
Lingkungan (Enveronment)
-
Macam-macam
lingkungan
a.
Lingkungan
alam/luar (external or physical enveronment)
b.
Lingkungan dalam (internal enveronment)
c.
Lingkungan
sosial atau masyarakat (social envorment)
-
Bagaimana
individu berhubungan dengan lingkungan
Menutrut
Woorworth, cara-cara individu berhungan denga lingkungan dapat di bedakan
menjadi 4 macam, di antaranya :
a.
Individu
bertentangan dengan lingkunganya
b.
Individu
menggunakan lingkungannya
c.
Individu
berpatisipasi dengan lingkungannya
d.
Individu
menyusaikan diri dengan lingkungannya
Sebernanya ke empat macam cara
hubungan individu dengan lingkungannya itu kita dapat rangkum menjadi satu
saja, yakni vahwa individu itu senantiasa berusaha untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Dalam arti yang luas menyusuaikan
diri itu berarti ;
1.
Mengubah
diri sesuain dengan keadaan lingkungn (penyesuain autoplastis)
2.
Mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan
(keinginan) diri (menyusuaikan diri alloplastis).
BAB
III
MENGAPA
MANUSIA BERINTERAKSI DENGAN DUNIA LUAR
1.
Tenaga-Tenaga Pendorong Pada Manusia
Daya-daya/tenaga yang mendorong manusia untuk berinteraksi dengan
dunia luar itu agar dapat berlangsung dan mengembangkan hidupnya. Daya-daya
yang mendorong manusia dari dalam untuk melakukan perbuatan itu dusebut
dorongan Nafsu (driften). Yang di maksud dengan dorongan nafsu Ialah kekuatan
pendorong maju yang memaksa dan mengejar kepuasan dengan jalan mencari, mencapai
sesuatu yang berupa denda-benda ataupun nilai-nilai yang tertentu.
Dalam garis besarnya dorongan nafsu dapat dibagi menjadi tiga
golongan, yaitu:
a.
Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
Mencari
makanan jika ia lapar, menghindarkan diri dari bahaya, menjaga diri agar tetap
sehat, mencari perlindungan untuk hidup aman dan sebagainya.
b.
Dorongan nafsu yang mempertahankan diri
Dorongan
ingin tau,melatih dan mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya. Pada manusia
dorongan inilah yang menjadikan kebudayaan manusia makin maju dan akin tinggi.
c.
Dorongan nafsu mempertahankan jenis
Manusia ataupun hewan secara sadar
maupan tidak sadar,selalu menjaga agar jenisnya atau keturanannya tatap
berkembang dan hidup.
Ada pula yang membagi dorongan nafsu
itu mrnjadi empat macam ialah sebagai berikut:
a.
Dorongan nafsu vital
Daya
pendorong dalam diri manusia yang dilahirkan pada terciptanya nilai nilai atau benda-benda
yang perfaedah bagi organisme(jasad).
b.
Dorongan nafsu egois
Nafsu
ini mendorong manusia kepada penghayatan akan kepercayaan kepada diri sendiri, menghargai
diri, kemerdekaan batin dan perasaan tanggung jawab. Hidup dorongan nafsu egois
ini berhasrat mempertinggi aku, artinya tertuju kepada perkembangan dan
kesempurnaan diri.
c.
Dorongan nafsu social
Hidup
dorongan nafsu social, mendorong manusia berkumpul dan mengadakan kontak dengan
manusia lain berupa persahabatan, perkawinan dan sebagainya yang memungkinkan
hidup masyarakat.
d.
Dorongan Nafsu Super Social
Pada
dasarnya manusia itu berbeda dengan makhluk yang lain. Dorongan nafsu diarahkan
kepada penghayatan atas perhubungan dengan yang Maha kuasa, sebagai asal mula
yang ada.
2.
Daya-Daya/Alat-Alat Interaksi Manusia Dengan Dunia Luar
a.
Pengamatan
Suatu
daya jiwa untuk memasukkan kesan-kesan dari luar melalui/dengan menggunakan
alat dria.seperti : melihat,mendengar, mencium, meraba sesuatu dan
sebagainya.pengamatan merupakan dasar bagi setiap pengalaman dan pengatahuan
seseorang.
b.
Ingatan
Kesan-kesan
yang tertinggal dari pengamatan di dalam diri manusia yang berupa
tanggapan-tanggapan maupun pengartian itu disimpan sewaktu-sewaktu dikeluarkan
lagi. Daya untu menyimpan dan mengeluarkan
kesa-kesan itu disebut daya ingatan.
c.
Fantasi
Daya
jiwa untuk menciptakan tanggapan-tanggapan atau kesan-kesan yang baru dengan
bantuan tanggapan-tanggapan yang sudah ada.
Ada
dua pendapat yang bertentangan terhadap perkembangan dan gunanya Fantasi itu
bagi mannusia; Montesori, berpendapat bahwa fantasi itu tidak baik dikembangkan
pada diri anak-anak karena pendapatnya melatih fantasi pada anak-anak itu
berarti mengajar berdusta. Akan tetapi Frobel yang juga sebagai ahli
didik (jerman) yang mendirikan taman kanak-kanak (Kindergaten) berpendapat yang
sebaliknya. Menurut Frobel fantasi itu perlu dan penting sekali dikembangkan
pada diri anak.
d.
Perasaan
Perasaan
adalah gema pisikis yang biasanya selalu menyertai setiap pengalaman dan daya
psikis yang lain. Jenis-jenis perasaan, antara lain ;
1)
Perasan
Intelek ialah perasasn yang kita haayati bila
kita memeperoleh pengetahuan tenteng sesuatu.
2)
Perasaan
Estetis(Keindahan) ialah persaan
yang kita hayati diwaktu kita berpendapat bahwa sesuatu itu bagus atau jelek,
indah atau tidak.
3)
Persaan
Etis(Kesusilaan) ialah persaan
yang kita hayati diwaktu menilai sesuatu itu baik atau buruk, dalam arti susila.
4)
Persaan
Social (Kemasyarakatan) ialah perasaan
yang menyertai pendapat seseorang tentang orang lain dan pengalaman-pengalaman
dengan orang lain.
5)
Perasaan
Relegius (Keagamaan), ialah persaan yang
kita hayati diwaktu kita merasa diri bersatu dengan alam semasta sedang
menghadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa seperti pada waktu kita bersembahyang.
6)
Perasaan
Harga Diri, ialah perasaan yang kita hayati di
waktu menilai tinggi rendahnya diri kita terhadap orang lain di dalam pergaulan
sehari-hari.
BAB
IV
BERFIKIR
1. Pengertian Berfikir
Berfikir adalah satu keaktifan pribadi manusia yang mengakibatkan
penemuan yang terarah kepada satu tujuan. Kita berfikir untuk menemukan
pemahaman atau pengertian yang kita kehendaki
2. Bahasa Dan Berfikir
Berfikir adalah daya yang paling utama dan merupakan ciri yang khas
yang membedakan manusia dari hewan. Manusia dapat berfikir karena mempunyai bahasa,
hewan tidak. Bahasa hewan bukanlah seperti bahasa yang dimiliki manusia.Bahasa
hewan adalah bahasa instink yang tidak perlu dipelajari dan di ajarkan. Bahasa
manusia adalah hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan di ajarkan. Bahasa adalah
alat yang terpenting bagi berfikir. Tanpa bahasa manusia tidak dapat
berfikir. Karena erat hubungannya antara bahasa dan berfikir itu, Plato pernah
mengatakan dalam bukunya Sophistes “ berbicara itu berfikir yang keras (
terdengar ), dan berfikir itu adalah “ berbicara batin”.
3.
Pendapat Beberapa Aliran Psikologi Tentang Berfikir.
a. Psikologi Asosiasi, berpendapat bahwa dalam aam kejiwaan yang penting ialah terjadinya,
tersimpannya dan bekerjanya tanggapan-taggapan. Keaktifan pribadi manusia
itu sendiri diabaikan karma menurut pendapat inilah yang kemudian menimbulkan
pendidikan dan pengajaran yang bersifat Intelektualistis dan
Verbalistis.
b. Aliran Behaviorisme, berpendapat bahwa berfikar adalah gerakan-gerakan reaksi yang
dilakukan oleh urat sharaf dan otot-otot bicara seperti halnya bila kita mengucapkan
buah pikiran. Jadi menurut behaviorisme berpikir adalah tidak lain adalah
berbicara.
c. Psikologa Gestalt, memandang psikolodi gestalt berpendapat bahwa proses berpikir
sepeti proses gejala-gejala psikis yang lain merupakan suatu kebetulan
psikologi gestalt itu memandang berpikir merupakan ke aktifan psikis yang
abstrak, yang prosesnya tidak kita amati dengan alat indra kita.
4. Beberapa Macam Berfikir
a.
Berpikir
induktif: ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari khusus menuju
ke umum. Orang mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang tertentu dari berbagai fenomena
contoh sebagai penjelasan: seseorang ahli psikologi mengadakan pendidikan dengan
observasi. Bayi A setelah dilahirkan segera menangis, bayi B juga begitu dan
seterusnya.
b.
Berpikir
deduktif: ialah prosesnya berlangsung dari yang umum ke khusus. Dalam cara berpikir
ini, orang bertolak dari suatu teori maupun prinsip atupun kesimpulan yang
dianggapnya benar dan sudah bersifat umum. Contoh sebagai penjelasan: 1.
manusia semua akan mati(kesimpulan umum) jamilah adalah manusia (kesimpulan khusus)jamilah
akan mati(kesimpulan deduksi).c.Berpikir analogis: ialah berpikir dengan jalan
menyamakan atau memperbandingkan fenomena–fenomena yang biasa atau yang pernah
di alami. Contoh: setiap hari kira-kira jam 11.00 udara di atas kota bogor keliatan
berawan tebal dan tidak lama sesudah itu hujan lebat di sore hari.
5. Hasil-Hasil Penyelidikan Berfikir
a.
Oswald
kulpe: mendapatkan kesimpulan sebagai berikut
-
Bahwa
di dalam diri manusia terdapat adanya gejala-gejala psikis yang tidak dapat
digunakan.
-
Bahwa
pada waktu berpikir aku atau pribadi orang itu memang peranan yang penting.
-
Bahwa
berpikir itu mempunyai arah tujuan yang tertentu (determine rende tendens).
Arah tujuan berpikir itu di tentukan atau dipengaruhi oleh soal atau masalah
yang harus di pecahkannya.
b.
Frohn
dan kawan-kawanya: berpikir ialah bekerja dengan unsur-unsur yang abstrak dan bergerak
ke arh yang ditentukan oleh soal atau masalah yang dihadapi.
c.
Otto
Selz dn Willwoll: Selz tanggapan-tanggapan konkrit tidak mempunyai
pengaruh sama sekali atau hanya sedikit sekali pengaruhnya dalam proses
berpikir. Willwoll bahwa tanggapa-tanggapan konkrit dapat menunggu
jalannya berpikir.
d.
Pendapat atau kesimpulan lain dari Selz Dan Willwoll yang terpenting
bagi kita ialah :Berfikir adalah soal kecakapan yang menggunakan metode-metode
(cara-cara) menyelesaikan masalah yang dihadapi.
BAB
V
INTELIJENSI
1.
Pengertian Intelijensi
Intelijensi ialah kemampuan yang di bawa sejak lahir, yang
memungkinkan seseorang berbuat seseatu dengan cara yang tertentu.
William Stern mengemukakan batasan sebagai berikut: intelinjensi
ialah kesanggupan untukmenyesuaikan diri pada kebutuhan baru, dengan menggunakan
alat-alat yang berfikir yang sesuai dengan tujuannya.
Dari batasan yang di kemukakan di atas, dapat kita ketahui bahwa :
a.
Intelijensi
itu ialah factor total. Berbagai macam daya jiwa erat bersangkutan di dalamnya (ingatan,
fantasi, perasaan, perhatian, minat dan sebagainya turut mempengaruhi
intelijensi seseorang).
b.
Kita
hanya dapat mengatahui intelijensi, dari tingkah laku atau perbuatanya yang tampak.
Intelijensi hanyan dapat kita ketahui dengan cara tidak tidak langsung, melalui
“kelakuan intelijensinya”.
c.
Bagi
suatu perbuatan intelijensi bukan hanya kemampuan yang dibawa sejaklahir sajayang
penting. Foktor-faktor dan pendidikan pan memang peranan.
d.
Bahwa
manusia itu dalam kehidupannya senantiasa dapat menentukan tujuan-tujuan yang baru,
dapat memikirkan dan menggunakan cara-cara untuk mewujudkan dan mencapai tujuan
itu.
2.
Ciri-Ciri Intelijensi
-
Masalah
yang dihadapi banyak sedikitnya merupakan masalah yang baru yang bersangkutan.
-
Perbuatan
intelijensi sifatnya serasi tujuan dan ekonomis.
-
Masalah
yang dihadapi, harus mengandung tingkat kesulitan bagi yang bersangkutan.
-
Keterangan
pemecahannya harus dapat diterima oleh masyarakat.
-
Dalam
berbuat intelijensi sering kali menggunakan daya mengabstraksi.
-
Perbuatan
intelijensi bercirikan kecepatan
-
Membutuhkan
pemusatan perhatian dan menghindarkan perasaan yang mengganggu jalannya pemecahan
masalah yang sedang di hadapi.
3.
Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Intelijrnsi Seseorang
a.
Pembawaan: pembawaan ditantukan oleh sifat-sifat dan cirri yang dibwa
sejaksejaklahir.
b.
Kematangan: tiap orang dalam tubuh manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan.
Tiap orang (fisik maupan psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah
mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masing-masing.
c.
Pembentukan: pembentukan ialah segala keadaan diluar diri diri seseorang yang
mempengaruhi intelijensi.
d.
Minat
pembawaanyang khas: minat
mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan pendorong bagi
perbuatan itu.
e.
Kebebasan: kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memyang milih metode-metode
yang tertentu dalammemecahkan masala-masalah.
Semua factor tersebut
diatasbersangkut paut sama lain. Untuk menentukan intelijensi atau tidaknya
seorang anak kita tidak dapat hanya berpedoman kepada salah satu faktor
tersebut di atas. Intelejensi adalah faktor total. keseluruhan pribadi turut serta
menentukan dalam perbuatan intelejensi seseorang.
4.
Tes Intelijensi
Tes biner simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang
telah dikelompokkan menurut umur(untuk anak-anak umur 3-5tahun) pertanyaan prtanyaan itu sengaja dibuat mengenai segala
sesuatu yang tidak berhubungan dengan pelajaran sekolah. Seperti:
a.
Mengulang
kalimat-kalimat yang pendek atau panjang
b.
Mengulang
dereatan angka-angka
c.
Memperbandingkan
berat timbangan
d.
Menceritakan
isi gambar-gambar
e.
Menyebutkan
nama bermacam-macam warn
f.
Menyebut
nama harga mata uang
5.
Hasil-Hasil Penyelidikan Intelijensi
Dari hasil penyelidikan intelenjensi yang dilakukan oleh para ahli
psikologi, didapat beberapa kesimpulan yang sangat penting bagi pendidikan dan
pengajaran.
a.
Mungkin
ada benarnya pendapat yang mengatakan intelenjensi itu bergantung kepda dasar
dan keturunann (hereditas)
b.
Tercapai
atau tidaknya batas kecerdasan atau kemampuan pikiran seseorang dipengaruhi pula
oleh factor-faktor dari luar.
c.
Adanya
kekuatan tumbuhan dari dalam itu harus kita akui, tiap-tiap anak mengalami perkembangan
dalam pertumbuhan intelejensinya.
d.
Mendapatkan
sendiri suatu paham yang baru adalah jauh lebih sukar dari pada pemahaman pandapat-pendapat
orang lain yang sudah ada. Dengan kata lain: pada umumnya manusia lebih banyak
dan mudah menggunakan intelejensi eksekutif (kemempuan mengikuti pikiran orang
lain) dari pada intelijensi kreatif atau itelijensi inventifnya.
6.
Bagaimana Hubungan Intelijensi dengan Kehidupan Seseorang
Intelijensi bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan sukses
tidaknya kehidupan seseorang. Banyak lagi factor yang lainnya.
-
Faktor
Kesehatan dan ada tidaknya Kesempatan, tidak dapat kita abaikan.
Orang yang sakit-sakitan saja meskipun intelijensinya tinggi dapat gagal dalam
usaha mengembangkan dirinya dalam kehidupannya. Demikian pula meskipun cerdas jika
ada kesempatan mengembangkan dirinya dapat gagal pula.
-
Watak (pribadi) seseorang sangat berpengaruh dan turut menentukan.
Banyak di antara orang-orang yang sebenarnya memiliki intelijensi yang cukup
tinggi, tetapi tidak mendapat kemajuan dalam kehidupan. Ini dibedakan karena
kurang mampuan bergaul dengan orang-orang lain dalam masyarakat, atau kurang
memiliki cita-cita yang tinggi, sehingga tidak/kurang adanya usaha untuk
mencapainya.
Sebagai
kesimpulan dapat kita katakan: kecerdasan atau intelijensi seseorang memberi
kemungkinan bergerak dan berkembang dalam bidang tertentu dalam kehidupannya.
Sampai di mana kemungkinan tadi dapat direalisasikan, tergantung pulapada
kehendak dan pribadi serta kesempatan yang ada.
BAB
VI
MOTIVASI
1.
Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata Inggris motivation yang berarti
dorongan, pengalaman dan motivasi. Kata kerjanya ada to motivate yang berarti
mendorong menyebapkan dan merangsang.
Perkataan motivasi berasal dari kata motto, yang diartikan sebagai
daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau dapat juga
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam subyek untuk melakukan aktifitas-aktifitas
tertentu dan mencapai tujuan.
2.
Macam-Macam Motivasi
Dalam membahas soal macam-macam motivasi, hanya akan dibahas dua
sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi sendiri yang
disebut ”motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar seseorang yang
disebut ”motivasi ekstrinsik”
a.
Motivasi intrisik
Yang
dimaksud dengan motivasi intrisik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidakprlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah
ada dorongan untuk melekukan sesuatu.
b.
Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrisik adalah kebalikan
dari motivasi intrinsic. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan
berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan
ekstrinsik bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya diluar factor-faktor
situasi belajar. Anak didik belajar karena ingin mencapai tujuan yang terlatak
di luar hal yang dipelajarinya misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar,
kehormatan, dan sebagainya.
3.
Prinsip-Prinsip Motivasi
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar
seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada
motivasi berarti tidak ad kegiatan belajar. Agar peranan lebih optimal, maka
prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi
harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi
dalam belajar seperti dalam uraian berikut:
a.
Motivasi
sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar
b.
Motivasi
intrinsik lebih utama dari pada motivasi eksrtinsik dalam belajar
c.
Motivasi
berupa pujian lebih baik dari pada hukuman
d.
Motivasi
berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar
e.
Motivasi
dapat memupuk optimisme dalam belajar
f.
Motivasi
melahirkan prestasi dalam belajar
4.
Fungsi Motivasi Dalam Belajar
a. Fungsi dari motivasi adalah sebagai berikut:
-
Mendorong
timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, seperti timbulnya dorongan untuk
belajar.
-
Motivasi
berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang
diinginkan.
-
Motivasi
berfungsi sebagai penggerak, artinya besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat
atau lambatnya suatu perbuatan.
b.
Unsur-unsur
yang mempengaruhi motivasi dalam belajar
Pengaruh
alam sekitar bagi pertumbuhan dan perkembangan anak mempunyai arti yang
penting. Sekalipun cara bekerjanya tidak dengan kehendak, kesadaran dan tidak
teratur. Oleh karena itu disebut fungsional bagi masyarakat. Pendidikan
tensional, artinya pengaruh yang diadakan dengan sengaja, oleh orang dewasa
kepada anak, supaya dengan pertolongan itu anak dapat mencapai tujuan
pendidikan.
Segala
pengetahuan, dan kecakapan kita, harus kita arahkan pada suatu tingkatan di
mana kita dapat menyadari hubungan kita sebagai manusia dengan Tuhan.
Dalam
rangka mendorong motivasi siswa untuk belajar di sekolah yang menganut pandangan
demokratis, dengan menciptakan belajar dikemukakan oleh “Keneth M. Mover”
adalah:
1)
Pujian.
Karena pujian mempunyai nilai besar bagi siswa untuk belajar
2)
Manfaat
minat yang telah dimiliki siswa yang bersifat ekonomis.
3)
Kegiatan-kegiatan
yang merangsang minat siswa. Guru merangsang minat disesuaikan dengan kondisi
siswa.
4)
Rasa
cemas yang besar menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa
5)
Tugas
teriaiu sukar dan bantuan tidak ada maka akan menjadikan siswa menjadi
frustrasi
6)
Tekanan
kelompok siswa biasanya bersifat pasif dalam kelompok hal ini tidak baik
dalam hubungan antara anggota kelompok.
7)
Kreativitas
siswa yang besar erat kaitannya dengan motivasi belajar bagi siswa.
c.
Usaha
meningkatkan motivasi dalam belajar
Agar
tujuan pengajaran yang dikehendaki khususnyc. oleh guru sebagai pengajar, maka
perlu adanya usaha-usaha, agar terjadi kegiatan belajar yang efektif dan
membelajarkan siswa dengan baik.
5.
Bentuk-Bentuk Motivasi Dalam Belajar
Disamping itu, ada juga fungsi-fungsi lain seperti mendorong usaha
dan pencapaian Penerapan tugas sebagai salah satu bentuk/cara untuk membangkitkan
motivasi belajar siswa tentu dibutuhkan kehandalan guru sebagai penggerak untuk
bagaimana siswa itu termotivasi dan maju untuk melakukan tugas-tugas yang
diberikan yaitu
a.
Memberi
angka.
Angka
dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegatan belajarnya. Banyak siswa
belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Angka-angka
yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.
b.
Hadiah
Hadiah
juga dapat dikatakan sebagai motivasi.
c.
Saingan/Kompensis.
Saingan
atau kompensis dapat juga dikatakan sebagai alat motivasi untuk mendorong
belajar siswa. Persaingan, baik persaingan individual maupun kelompok dapat
meningkatkan motivasi belajar sisiwa.
d.
Ego-Involment.
Menumbuhkan
kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai
tantangan sehingga bekerja keras mempertaruhkan harga diri, adalah salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting.
e.
Pujian
Apabila
ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik perlu dierikan
pujian. Pujian ini adalah bentuk Reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik.
f.
Hukuman
Hukuman
sebagai reinforment yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak
bisa jadi alat motivasi.
BAB
VII
BELAJAR
1.
Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
a.
Kematangan/
pertumbuhan
Kita
tidak dapat melatih anak yang baru berumur 6 bulan untuk belajar berjalan, anak
umur 6 bulan otot-otot dan tulang-tulangnya masih lemah berat badan dan kekuarangan
tenaganya. Bukan ada keseimbangan yang harmonis keberanian untuk mencoba-coba
belum ada. Begitu juga mengajarkan ilmu pasti kepada anak kelas 3 sekolah dasar
atau mengajarkan ilmu filsafat kepada anak yang baru duduk di bangku
SLTP.
Semua
petumbuhan mentalnya belum matang menerima pelajaran itu mengajarkan sesuatu
baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya.
Potensi-potensi jasmani dan rohani telah maang untuk itu.
b.
Kecerdasan
Tadinya
seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik dipengaruhi oleh kecerdasannya
demikian pula hal dalam mempelajari mata pelajaran dan kecakapan-kecakapan
lainya. Tidak semua anak pandai dalam bahasa asing, tidak semua anak pandai
memasak, jadi dalam belajar adalah kematangan, kecerdasan pun turut memegang
peranan.
c.
Latihan
dan ulangan
Latihan
dalah kegiatan yang mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya
dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam. Sehingga seringkali mengalami sesuatu,
seseorang dapat timbul minatnya kepada sesuatu itu dan makin besar pula
perhatiannya, sehingga timbul hasrat mempelajarinya.
d.
Motivasi
Motivasi
merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik
dapat mendorong seseorang untuk bisa menjadi spesialis dalam bidang ilmu
tertentu.
e.
Sifat-sifat
pribadi seseorang.
Tiap-tiap
orang mempunyai sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seseorang
dengan yang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit
banyak mempengaruhi sampai di manakah hasil belajarnya dapat dicapai.
f.
Keadaan
keluarga
Ada keluarga
yang mempunyai cita-cita tinggi bagi anak-anaknya dan adapula yang biasa-biasa
saja, suasana dalam keluarga yang bermacam-macam itu turut menentukan bagaimana
dan sampai di mana belajar di alami dan dicapai oleh anak-anak.
g.
Guru
dan cara mengajar
Bagaimana
sikap dan kepribadian guru, tinggi, rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru dan
cara guru itu mengajarkan pengetahuan itu kepada anak didiknya turut menentukan
bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai oleh anak.
h.
Alat-alat
pelajaran
Sekolah
yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah
dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan
alat-alat itu akan mempermudah dan mempercepat belajar anak.
i.
Motivasi
social
Karena
belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka factor motivasi sosial
dapat pula timbul pada anak dari orang-orang lain di sekutarnya misalnya,
tetangga, sanak saudara yang berdekatan dengan anak-anak itu dan demi teman-teman
sepermainan dan satu sekolah yang pada umumnya motivasi semacam ini diterima
anak tidak dengan sengaja dan mungkin tidak dengan sadar atau tiba-tiba.
j.
Lingkungan
dan kesempatan.
Seorang
anak dari keluarga yang baik memiliki intelijensi yang baik, bersekolah yang terbaik,
belum tentu pula dapat belajar dengan baik, banyak pula anak-anak yang tidak
dapat belajar dengan hasil baik dan tidak dapat mempertinggi belajarnya akibat
tidak adanya kesempatan yang disebabkan oleh sibuknya pekerjaan setiap hari,
pengaruh lingkungan yang buruk dan negatif serta factor-faktor lain terjadi di
luar kemampuannya.
2.
Faktor Sosial
Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial di sini adalah faktor
manusia (sesame manusia) baik itu ada (hadir) atau tidak secara langsung
hadir, kehadiran orang atau orang-orang lain pada waktu seseorang balajar
banyak kali mengganggu belajar. Misalnya, satu kelas mengerjakan soal ujian dan
di luar kelas murid sedang bercakap-cakap di samping kelas. Faktor sosial
seperti ini pada umumnya bersifat mengganggu proses belajar dan
prestasi-prestasi belajar. Biasanya faktor-faktor tersebut mengganggu konsentrasi
sehingga tidak dapat ditujukan kepada hal-hal yang dipelajari atau aktifitas
belajar itu semakin malas.
3.
Faktor Fisiologis Dalam Belajar
Faktor-faktor fisiologis ini masih lagi dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
a.
Keadaan
tonus jasmani pada umumnya
Keadaan
tonus pada umumnya ini dapat dikatakan melatar belakangi aktivitas belajar,
keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang
kurang segar, keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya daripada yang tidak
lelah. Dalam hubungan dengan hal ini ada dua hal yang perlu dikemukakan.
Nutrisi
harus cukup karena kekurangan kadar makanan ini akan mengakibatkan kurangnya
tonus jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas
lelah dan sebagainya. Terlebih-lebih bagi anak-anak yang masih muda, pengaruh
itu besar sekali. Hasil-hasil penyelidikan Denziger, Paul Lazarsfeld, Netschareffe,
Else Liefmann, S. Holingworth, Baldwin yang dikutip oleh Ch. Buhler (1950:
105-112) kiranya dapat merupakan ilustrasi yang sangat
berharga.
b.
Beberapa
penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar itu. Penyakit-penyakit seperti pilek,
influenza, sakit gigi, batuk dan yang sejenis dengan itu besar sekali.
c.
Keadaan
fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama fungsi-fungsi panca indera.
4.
Faktor-Faktor Fisiologis Dalam Belajar
Secara garis besar faktor-faktor ini telah di kemukakan pada
halaman sebelumnya, tetapi masih ada perlunya memberikan perhatian khusus
kepada salah satu hal, yaitu hal yang mendorong aktivitas belajar itu hal yang
merupakan alasan dilakukannya perbuatan belajar itu. Arden N. Frandsen mengatakan
bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar itu adalah sebagai
berikut:
- Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang luas.
- Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
selalu maju.
- Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru,
dan teman-teman.
- Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha
yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi.
- Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai
pelajaran.
- Adanya ganjaran dan hukuman sebagai akhir daripada belajar.
(Frandsen, 1961: 216). Maslow ( Menurut Frandsen, 1961: 234 )
mengemukakan motif motif untuk belajar itu ialah:
- Adanya kebutuhan fisik.
- Adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran.
- Adanya kebutuhan untuk mendapat kehormatan dari masyarakat.
- Sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri.
Apa yang telah di kemukakan itu hanyalah sekedar penyebutan
sejumlah kebutuhan-kebutuhan saja, yang tentu saja dapat ditambah lagi, kebutuhan-kebutuhan
tersebut tidaklah lepas satu sama lain, melainkan sebagai
suatu keseluruhan (suatu kompleks) mendorong belajarnya anak. Komplek kebutuhan-kebutuhan itu sifatnya individual, berbeda dari anak yang satu ke anak yang lainnya. Pendidik seberapa dapat haruslah berusaha mengenal kebutuhan yang mana yang terutama dominan pada anak didiknya.
suatu keseluruhan (suatu kompleks) mendorong belajarnya anak. Komplek kebutuhan-kebutuhan itu sifatnya individual, berbeda dari anak yang satu ke anak yang lainnya. Pendidik seberapa dapat haruslah berusaha mengenal kebutuhan yang mana yang terutama dominan pada anak didiknya.
Selanjutnya suatu pendorong yang biasanya besar pengaruhnya dalam belajarnya
anak-anak didik kita ialah cita-cita. Cita-cita merupakan pusat dari bermacam-macam
kebutuhan, artinya kebutuhan-kebutuhan biasanya disentralisasikan di sekitar
cita-cita itu, sehingga dorongan tersebut mampu memobilisasikan energi psikis
untuk belajar.
Dalam pada itu anak-anak yang masih sangat muda biasanya belum
benar-benar menyadari cita-citanya yang sebenarnya, karena itulah mereka perlu
dibuatkan tujuan-tujuan sementara yang dekat sebagai cita-cita sementara supaya
hal ini merupakan motif atau pendorong yang cukup kuat bagi belajarnya
anak-anak itu
BAB
VIII
Pengertian
Minat, Sikap dan Kepribadian
1.
Pengertian
Minat
Secara bahasa minat berarti
“kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.” Minat
merupakan suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau
arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya
sendiri. Minat juga dapat diartikan sebagai suatu tanda kematangan dan
kesiapan seseorang untuk bergiat dalam kegiatan belajar. Minat sebenarnya
bersifat subyektif karena masing-masing orang dapat berbeda-beda. Perbedaan ini
dapat disebabkan oleh keunikan pada setiap orang.
Minat erat sekali hubungannya dengan perasaan suka atau tidak
suka, tertarik atau tidak tertarik, senang atau tidak senang.
2.
Pengertian
Sikap
Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara
merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Kata ini bisa juga dimaknai sebagai
perasaan seseorang tentang obyek, aktivitas, peristiwa dan orang lain. Perasaan
ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya seseorang
pada sesuatu.
Sikap
muncul dari berbagai bentuk penilaian, yang dikembangkan dalam tiga model,
yaitu afeksi, kecenderungan perilaku, dan kognisi. Respon afektif adalah respon
fisiologis yang mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan
perilaku adalah indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif
adalah pengevaluasian secara kognitif terhadap suatu objek. Kebanyakan individu
berperilaku dari hasil belajar social dari lingkungannya.
3.
Pengertian
Belajar
Belajar adalah mereaksi terhadap semua
situasi yang ada di sekitar individu.
Belajar adalah proses yang diarahkan kepada
tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman.
Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.”
Dari pengertian belajar yang telah
dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
perubahan tingkah laku individu dari hasil
pengalaman dan latihan.
Perubahan tingkah laku tersebut, baik
dalam aspek pengetahuannya (kognitif), keterampilannya (psikomotor),
maupun sikapnya (afektif).
a.
Tehnik
Membangkitkan Minat dan Sikap dalam Belajar
1. Perhatian
Perhatian
sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal ini akan berpengaruh
pula terhadap minat dan sikap siswa dalam belajar.
Perhatian dapat
berpengaruh banyak atau sedikit untuk kesadaran seorang siswa yang menyertai sesuatu
aktivitas yang dilakukan. Perhatian adalah pemusatan tenaga
atau kekuatan jiwa tertentu kepada suatu obyek, atau
pendayagunaan kesadaran minat dan sikap untuk menyertai suatu
aktivitas.
2. Perasaan
Unsur
yang tak kalah pentingnya adalah perasaan
dari anak didik terhadap pelajaran yang
diajarkan oleh gurunya. Perasaan didefinisikan
“sebagai gejala psikis yang bersifat
subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala
mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak dalam
berbagai taraf.”
Tiap aktivitas dan pengalaman yang
dilakukan akan selalu diliputi oleh suatu perasaan, baik
perasaan senang maupun perasaan tidak senang.
Perasaan
umumnya bersangkutan dengan fungsi mengenal artinya perasaan dapat timbul karena
mengamati, menganggap, mengingat-ingat atau memikirkan sesuatu.
3. Motifasi
Kata
motifasi diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motifasi dapat dikatakan “sebagai
daya penggerak dari dalam dan di dalam
subyek untuk melakukan kreativitas tertentu demi mencapai suatu
tujuan.”
Motifasi
adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencari suatu tujuan.”
Karena
itu guru harus bisa membangkitkan minat
anak didik. Sehingga anak didik yang pada mulanya
tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena
ada sesuatu yang dicari muncullah minatnya untuk
belajar.
b.
Fungsi
Minat dan Sikap dalam belajar
Fungsi
minat dan sikap bagi kehidupan peserta didik sebagai berikut :
o
Minat
dan sikap mempengaruhi bentuk intensitas (kemauan dan
kemampuan) cita-cita.
kemampuan) cita-cita.
o
Minat
dan sikap sebagai tenaga pendorong yang kuat.
o
Prestasi
selalu dipengaruhi oleh jenis dan intensitas (kemauan dan kemampuan).
o
Minat
dan sikap yang terbentuk sejak kecil
c.
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Minat dan Sikap Belajar
Minat belajar tiap-tiap siswa tidak
sama, ketidaksamaan itu disebabkan oleh banyak hal mempengaruhi minat dan sikap
belajar, sehingga ia dapat belajar dengan baik atau sebaliknya
gagal sama sekali.
Demikian juga halnya dengan minat
dan sikap siswa terhadap mata pelajaran, ada siswa yang minatnya tinggi
dan ada juga yang rendah.
Hal tersebut akan
sangat mempengaruhaktivitas dan hasil belajarnya dalam mata pelajaran.
Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi minat belajar siswa, secara garis besar dapat diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu:
1.
Faktor
Intern
Faktor
ini meliputi :
o
Kondisi
fisik/ jasmani siswa saat mengikuti pelajaran Kondisi fisik atau jasmani siswa
saat mengikuti pelajaran sangat berpengaruh terhadap minat, sikap dan
aktivitas belajarnya. Faktor kesehatan badan,seperti kesehatan yang prima dan
tidak dalam keadaan sakit atau lelah, akan sangat
membantu dalam memusatkan perhatian terhadap pelajaran. Sebab pelajaran memerlukan
kegiatan mental yang tinggi, menuntut banyak perhatian dan pikiran jernih.
Oleh karena itu, apabila siswa mengalami kelelahan atau terganggu kesehatannya,
akan sulit memusatkan perhatiannya dan berpikir jernih.
o
Pengalaman
belajar di jenjang pendidikan sebelumnya
Pengalaman belajar
sangat berkaitan dengan kemampuan awal (entry behavior).
Kemampuan awal adalah pengetahuan, keterampilan dan kompetensi, yang merupakan prasyarat
yang dimiliki untuk dapat mempelajari suatu pelajaran baru
atau lebih lanjut.
2.
Faktor
Ekstern
-
Metode
dan gaya mengajar
Metode dan gaya mengajar
guru juga memberi pengaruh terhadap minat dan sikap
siswa dalam belajar. Oleh karena itu hendaknya guru dapat menggunakan
metode dan gaya mengajar yang dapat menumbuhkan minat dan perhatian siswa.
Guru adalah kreator proses belajar mengajar. Guru adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.
Guru adalah kreator proses belajar mengajar. Guru adalah orang yang akan mengembangkan suasana bebas bagi siswa untuk mengkaji apa yang menarik minatnya, mengekspresikan ide-ide dan kreativitasnya dalam batas-batas norma-norma yang ditegakkan secara konsisten.
-
Situasi
dan kondisi lingkungan
Situasi
dan kondisi lingkungan turut memberi pengaruh terhadap
minat belajar siswa dalam pelajaran. Faktor situasi da
kondisi lingkungan yang dimaksud di sini adalah faktor situasi dan
kondisi saat siswa melakukan aktivitas belajar
Matematika di sekolah, baik fisik ataupun sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar