MAKALAH
“PENGAWASAN
DALAM MANAJEMEN PENDIDIKAN”
Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan
Islam
Dosen Pengampu : Drs. Sumarto,
S.Sos.I, M.Pd.I
Disusun Oleh Kelompok :
Riska Uswatun Hasanah (1511002504)
Sapriyanto ( )
V PAI A SORE
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
MA’ARIF
KOTA JAMBI
2017
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah,
segala puji hanya bagi Allah seru sekian alam. Shalawat dan salam semoga tetap
dicurahkan kepada Rasulullah Rahmat bagi alam semesta, para sahabat, keluarga
dan umatnya.
Makalah
ini berjudul “Pengawasan
dalam Manajemen Pendidikan”, dalamnya
disajikan dari bab I sampai bab III. Bab I yaitu pendahuluan di dalamnya latar
belakang, mengambarkan secara umum makalah ini dan rumusan makalah adalah
menjelaskan hal-hal yang dibahas dalam penulisan makalah ini. Untuk Bab II
yaitu membahas tentang Pengawasan dalam Manajemen Pendidikan untuk
kesimpulan pada makalah ini disajikan pada Bab III yaitu menyimpulkan isi dari
makalah ini
Makalah “Pengawasan dalam Manajemen Pendidikan” ini semoga bermanfaat, terutama bagi
penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR .................................................................................. I
DAFTAR
ISI ................................................................................................. II
BAB I:
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah ................................................................................ 1
BAB II : PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengawasan (Controling)...................................................
2
B.
Pengawasan sebagai Sistem Proses ..................................................... 3
C.
Teknik, Asas, dan Alat control ............................................................ 6
D.
Cara-cara Pengawasan ......................................................................... 11
E.
Pengawasan dalam Al-Qur’an ............................................................. 13
BAB III
: PENUTUP
A.
Kesimpulan .......................................................................................... 16
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pengawasan
(controlling) merupakan, satu bagian penting dari sistem manajemen secara
keseluruhan. Kegiatan pengawasan ini penting artinya untul, mengetahul
keunggulan dan kelemahan dalam pelaksanaan manajemen sejak dari awal, selama
dalam proses dan pada akhir pelaksanaan manajemen. Dengan pelaksanaan fungsi
ini (pengawasan), maka seorang manajer dapat memperoleh informasi balikan (feed
back) yang besar manfaatnya dalam rangka upaya perbaikan dan penyesuaian.
Manajemen merupakan sebuah sistem. Dalam sistem, manajemen dapat mengambil
keputusan-keputusan, rencana-rencana, dan melakukan pengawasan dengan
memberikan masukan-masukan. Sesungguhnya jarang sekali sesuatu itu berjalan
sesuai dengan rencana. Penyimpangan-penyimpangan dari rencana disebabkan oleh
kejadian-kejadian diluar penguasaan manajemen, seperti kesalahan dalam
perkiraan dan kesalahan yang dilakukan oleh Bawahan.
Oleh karena itu
pengawasan (controlling) merupakan sebuah fungsi dari sistem manajemen yang
tidak bisa di tawar-tawar lagi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian pengawasan (controling) ?
2.
Bagaimanakah Pengawasan Sebagai Sistem Proses ?
3.
Apa saja Teknik, Asas, dan Alat Control ?
4.
Bagaimana Cara-cara Pengendalian Pengawasan ?
5.
Bagaimanakah Pengawasan dalam Al-Qur’an ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pengawasan (Controlling)
Istilah
controlling sering disamakan dengan pengendalian atau pengawasan, penilikan,
pemeriksaan, atau supervisi.[1]
Pengendalian
(controlling) atau pengawasan ini oleh para penulis didefinisikan sebagai
berikut:
-
Earl P Strong “Controlling is the process of regulating
the various factors in a enterprise according to the regurement of its plans”
(pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu perusahaan,
agar pelaksanaan sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana).
-
Harold Koonzt “Control is the
measurement and correction of the performance of subordinates in order to make
sure that enterprise objectives and the plans devised to attain then are
accomplished” (pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap
pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk
mencapai tujuan perusahaan dapat terselenggara).
-
G. R. Terry “Controlling can be defined as the
process of determining what is to be accomplished, that is the standar; what is
being accomplished, that is performance, evaluating the performance and if
necessary applying corrective measure so that performance take place according
to plans, that is in conformity with the standar”. (Pengendalian dapat
didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar,
apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu
melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu
selaras dengan standar.[2]
B.
Pengawasan
Sebagai Sistem Proses
Gordon B Davis
menyatakan system sebagai berikut : “System can be abstract or physical. An
abstract system is s an orderly arrangement of interdependent ideas or
constructs. For example, a system of theology is an orderly arrangement of
ideas about God, man, etc. a pysical system is a set of elements which operate
together to accomplish an objective” (system dapat abstrak atau fisis.
Sistem yang abstrak adalah susunan yang teratur dan gagasan-gagasan atau
konsepsi-konsepsi yang saling bergantungan misalnya, sistem teologia adalah
sistem yang teratur dari gagasan-gagasan tentang Tuhan, manusia dan sebagainya.
Sistem yang bersifat fisis adalah serangkaian unsur yang bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan).[3]
Sebagai contoh
sistem yang bersifat fisis adalah sekolah. Sekolah sebagai sebuah sistem
terdiri dari gedung-gedung, guru-guru, administrator-administrator.
siswa-siswa, buku-buku pelajaran dan sebagainya yang berfungsi bersama-sama
untuk mencapai tujuan.
Sistem dapat
didefinisikan secara sederhana sebagai “seperangkat objek dengan
hubungan-hubungan antar obyek dan hubungan antar atributnya”.[4]
Ada dua jenis
sistem kontrol yaitu sistem pengaturan terbuka (open-loop) dan sistem
pengaturan tertutup (closed-loop). Sistem kontrol terbuka disusun untuk
mencapai satu tujuan dan tidak ada umpan balik informasi.
Misalnya,
lembaga-lembaga dalam masyarakat kita gagal bekerja dengan sebaik--baiknya,
baik karena sistem umpan balik yang kurang, maupun karena mekanisme kontrol
tidak mengetahui informasi umpan balik yang ada. Sistem kontrol (pengaturan)
tertutup adalah sistem yang mekanisme kontrolnya menerima dan menggunakan
informasi umpan balik. Semua. lembaga dan organisasi kita mempunyai aliran
informasi yang menggunakan sistem pengaturan tertutup. Alasan mempunyai sistem
demikian jelas apabila diketahui jelas setiap sistem, apabila akan mencapai
tujuannya, harus tersedia bagi sistem manajemennya informasi yang menunjukkan
tingkat hasilnya pada waktu yang tepat.[5]
Pengawasan
adalah suatu proses yang terdiri atas tiga langkah penting, yakni :
1.
Measuring the outputs of the system, yakni
Mengukur keluaran-keluaran system (perbuatan),
2.
Comparing these outputs with plans, and
ascertaining the deviations it any. Yaitu Membandingkan keluaran-keluaran
(perbuatan) ini dengan rencana, dan menentukan penyimpangan-penyimpangan
apabila ada, And
3.
Correcting unfavorable deviations by taking
corrective action, it is assumed that he or has the power to modify or change
some input, a very important assumption yaitu Membetulkan
penyimpangan-penyimpangan yang tidak menguntungkan dengan melakukan tindakan
pembetulan.
Di
sini ditekankan bahwa bagi manajer, untuk melakukan tindakan pembetulan/
korektif, dianggap bahwa ia mempunyai kekuasaan untuk mengubah atau mengganti
masukan, suatu anggapan yang sangat penting.[6]
Pengawasan
terdiri dart kegiatan-kegiatan yang menyebabkan peristiwa dan kegiatan dalam
organisasi serasi dengan rencana. Setiap fungi organisasi memerlukan
pengawasan, seperti keuangan, produksi, material, distribusi dan personal.
Sistem informasi yang menunjang pengawasan berdasarkan perbandingan performance
sesungguhnya dan performance yang diharapkan dapat dilukiskan dalam bagan
sebagai berikut : [7]
Gangguan-gangguan
|
Alokasi (control
variable)
|
|
Pengukuran
|
Proses
|
Management Plant
|
Gambar 1 : Sistem Manajemen Pengawasan
Dalam
rangka pengawasan perlu dinilai personal yang melakukan kegiatan organisasi. Apakah mereka menolak atau
menerima standar, apakah mereka memandang tujuan sebagai motivator. Secara
lebih sederhana pengawasan dalam proses manajemen dapat digambarkan sebagai
berikut :
Pelaksanaan yang
dikehendakai
|
Pengukuran yang
di ukur dan diperbaiki oleh pengawasan
|
Pelaksanaan
sederhana
|
Gambar II : Pengawasan dalam proses manajemen
Pengawasan menyarankan adanya tujuan dan rencana.
Tiada administrator bisa melakukan kontrol kecuali jika rencana telah dibuat.
Tidak ada cara bagi seorang administrator atau manajer untuk bisa memastikan
para bawahannya bekerja ke arah tercapainva tujuan yang dikehendaki kecuali ia
memiliki suatu rencana, betapapun kaburnya rencana itu atau betapa singkatnya
waktu yang, dijangkaunya. Semakin jelas, lengkap, dan terkoordinasi rencana, semakin
lengkap pengawasan administrasi bisa dijalankan. Pengawasan yang ideal adalah
pengawasan yang melihat ke depan dan memperbaiki penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi dari rencana yang sudah ditetapkan. Ada dua faktor yang menimbulkan
kebutuhan akan pengawasan.
Pertama, tujuan-tujuan
individu dengan tujuan-tujuan organisasi sering berbeda. Konsekuensinya adalah
bahwa pengawasan diperlukan untuk menjamin bahwa para anggota bekerja ke arah
tujuan organisasi.
Kedua, pengawasan
diperlukan sebab adanya penundaan waktu antara saat suatu tujuan dirumuskan dan
saat tujuan itu dicapai. Selama jarak waktu ini kondisi yang tidak terduga bisa
menyebabkan penyimpangan antara perbuatan yang sebenarnya dengan perbuatan yang
dikehendaki.[8]
Lebih tegas Hasibuan[9] menjelaskan
proses pengendalian yang dilakukan secara bertahap sebagai berikut :
1)
Menentukan standar-standar yang akan digunakan
dasar pengendalian
2)
Mengukur pelaksanaan atau hasil vang telah
dicapai
3)
Membandingkan pelaksanaan atau hasil yang
standar dan menentukan penyimpangan bila ada
4)
Melakukan tindakan perbaikan.
C.
Teknik, Asas,
dan Alat Control
Technical
control lebih ditujukan kepada hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan
dengan tindakan dan teknis pelaksanaan. Alat dan teknik pengawasan memiliki
banvak bentuk. Beberapa alat adalah cukup sederhana, sedang yang lain kompleks
dan rumit. Beberapa teknik mengukur ketertiban perbuatan finansial, sedang
teknik lain berurusan dengan efisiensi operasi organisasi. Pengawasan
diperlukan pada semua bidang kegiatan untuk dapat melakukan dan mendapatkan
hasil yang lebih efektif dan efisien diperlukan alat dan teknik yang sesuai.
Untuk dapat melakukan pengawasan keuangan diadakan atau dibuat anggaran
belanja, sistem pembukuan, dan accounting. Untuk mengawasi pengajaran dibuat
kebijaksanaan tentang maksud dan tujuan yang hendak dicapai oleh sekolah,
kurikulum sekolah dibukukan, syarat-syarat bagi murid, sistem penilaian
prestasi murid diciptakan.[10]
Supaya
pengawasan lebih efektif dan efisien harus diketahui asas-asas pengawasan/
pengendalian. Hal ini perlu juga untuk membingkai teknik pengendalian/
pengawasan lebih mudah. Asas-asas itu adalah :
1)
Principle of assurance of objective (asas
tercapainya tujuan), artinya pengendalian. harus ditujukan ke arah tercapainya
tujuan yaitu dengan mengadakan perbaikan untuk menghindari penyimpangan dari
rencana.
2)
Principle of eftective of control (asas
efisiensi pengendalian), artinya pengendalian itu efisien, Jika dapat
menghindari penyimpangan dari rencana, sehingga tidak menimbulkan hal-hal lain
diluar dugaan.
3)
Principle of control responsibility, artinya
pengendalian hanya dapat dilaksanakan jika manajer bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan rencana.
4)
Principle of future control (asas pengendalian
terhadap masa depan).
5)
Principle of direct control (asas pengendalian
langsung), artinya teknik kontrol yang paling efektif adalah mengusahakan
adanya manajer bawahan yang berkualitas baik. Pengendalian itu dilaksanakan
oleh manajer, atas dasar bahwa manusia itu sering berbuat salah.
6)
Principle of reflection plans (asas refleksi
perencanaan)
7)
Asas penyesuaian dengan organisasi (principle
of organization suitability), artinya pengendalian harus dilakukan sesuai
dengan struktur organisasi.
8)
Asas pengendalian individual (principle of
individual of control), artinya pengendalian dan teknik pengendalian harus sesuai
dengan kebutuhan manajer.
9)
Asas standar (principle of standard), artinya
pengendalian yang efektif dan efisien memerlukan standar yang tepat yang akan
dipergunakan sebagai tolok ukur pelaksanaan dan tujuan yang akan dicapai.
10)
Asas pengendalian terhadap strategis (principle
of strategic point control), artinya pengendalian yang efektif dan efisien
memerlukan adanya perhatian yang ditujukan terhadap faktor-faktor yang
strategis dalam perusahaan.
11)
Asas kekecualian (the exeption principle),
artinya efisiensi dalam pengendalian membutuhkan adanya perhatian yang
ditujukan terhadap faktor kekecualian.
12)
Asas pengendalian pleksibel (principle of
flexibility of control), artinva pengendalian harus luwes untuk menghindarl kegagalan
pelaksanaan rencana.
13)
Asas peninjauan kembali (principle of review),
artinya sistem pengendalian harus ditinjau berkali-kali, agar sistem, vang di
gunakan berguna untuk mencapai tujuan.
14)
Asas tindakan (principle of' action), artinva
pengendalian dapat dilakukan, apabila ada ukuran untuk mengoreksi
penvimpangan-penyimpangan rencana, organisasi, staffing dan directing.[11]
Adapun alat-alat pengendalian (control) yang
dapat dipergunakan suatu organisasi adalah
-
Budget
-
Non-Budget
1.
Budget
Budget
(anggaran).adalah suatu ikhtisar hasil yang akan diharapkan dari pengeluaran
dari pengeluaran yang disediakan untuk mencapai hasil tersebut. Pengendalian
budget (budgetary control) dapat diketahui (diawasi), apakah hasil yang
diharapkan dari penerimaan atau pengeluaran itu sesuai dengan yang diinginkan
atau tidak. Hal ini dapat diketahui dengan cara membandingkannya dengan budget,
karena dalam budget telah ditetapkan jumlah penerimaan, jumlah
pengeluaran, dan hasil yang akan diperoleh untuk masa yang akan datang. Apabila
tidak sesuai dengan budget, baik penerimaan atau pengeluaran, maupun hasil yang
diperoleh, maka perusahaan itu tidak efektif karena terdapat penyimpangan
(deviasi) dan manajer perusahaan harus segera mengadakan perbaikan.
2.
Non-Budget
a)
Personal observation
Yaitu pengawasan langsung secara pribadi oleh
pimpinan perusahaan terhadap, para bawahan vang sedang bekerja. Jika terjadi
kesalahan maka pimpinan dapat segera melakukan koreksi dengan cara menegur atau
memberikan petunjuk, sehingga pada saat itu juga kegiatan itu dapat segera
diperbaiki.
b)
Report ( laporan)
Laporan dibuat oleh para manajer bawahan,
misalnva, manajer produksi, manajer pemasaran membuat laporan-laporan pemasaran
atau marketing report. Manajer personal mernbuat laporan karyawan (personal
report). Manajer keuangan membuat laporan keuangan (financial report).
Berdasarkan laporan-laporan ini diketahui dan diawasi perkembangan dan
kegiatan-kegiatan yang sudah lampau. Tetapi jika terjadi penyimpangan
tidaksegera diketahui, sehingga perbaikan akan terlambat. Hal ini merupakan
suatu kelemahan alat pengendalian report ini, jika dibandingkan dengan personal
observation yang dapat dengan segera mengadakan perbaikan terhadap penyimpangan
yang ada.
c)
Finantial Statement
Finantial statement adalah daftar laporan yang
biasanya terdiri dari Balance Sheet dan income statement (neraca dan daftar
rugi laba). Dari kedua daftar ini dapat diketahui dan diawasi melalui analisis
laporan keuangan, mengenal keadaan permodalan perusahaan. Statistik, merupakan
pengumpulan data, informasi dan kejadian yang telah berlalu. Menganalisis data
tersebut dan menyajikannya dalam bentuk-bentuk tertentu, misalnya grafik,
kurva, sehingga dapat memudahkan pimpinan dapat mengetahui kejadian yang telah
berlalu dan dapat dengan mudah pula dijadikan informasi sebagai bahan dalam
mengambil keputusan.
d)
Break Event Point (titik pulang pokok)
Yaitu suatu titik atau keadaan ketika jumlah
penjualan tertentu tidak mendapat laba atau rugi. Jadi jumlah biaya produksi
sama dengan hasil penjualan.
e)
Internal Audit
Internal audit yaitu pengendalian yang dilakukan
oleh atasan terhadap bawahan yang meliputi bidang-bidang kegiatan secara
menyeluruh yang meyangkut masalah keuangan, apakah sesuai dengan prosedur dan
praktek yang telah ditetapkan.[12]
D.
Cara-cara Pengawasan
Seorang manajer
harus mempunval berbagai cara untuk memastikan bahwa semua fungsi manajemen
dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat diketahui melalui proses kontrol atau
pengawasan. Cara-cara pengendalian atau pengawasan ini dilakukan sebagai
berikut :
v Pengawasan
langsung
v Pengawasan
tidak langsung
v Pengawasan
berdasarkan kekecualian.
1.
Pengawasan langsung adalah pengawasan yang
dilakukan sendiri secara langsung oleh seorang manajer. Manajer memeriksa
pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mengetahui apakah dikerjakan dengan benar
dan hasilnya sesuai dengan yang dikehendakinya.
Kebaikannya:.
a.
Jika ada kesalahan dapat diketahui sedini
mungkin, sehingga perbaikannya dilakukan dengan cepat.
b.
Akan teriadi kontak langsung antara bawahan dan
atasan, sehingga akan memperdekat hubungan antara atasan dengan bawahannya.
c.
Akan memberikan kepuasan tersendiri bagi
bawahan, karena merasa diperhatikan oleh atasannya.
d.
Akan tertampung sumbangan pikiran dari bawahan
yang mungkin bisa berguna bagi kebijaksanaan selanjutnya.
e.
Akan dapat menghindari timbulnva kesan laporan
asal bapak senang.
Keburukannya
:
a.
Waktu seorang manajer banyak tersita, sehingga
waktunya untuk pekerjaan lainnva berkurang, misalnya perencanaan dan
lain-lainnya.
b.
Mengurangi inisiatif bawahan karena mereka
merasa bahwa atasannya selalu mengamatinya.
c.
Ongkos semakin besar karena adanya biaya
perjalanan dan lain-lainnya.
2.
Pengawasan tidak langsung adalah pengawasan
jarak jauh, artinya dengan melalui laporan yang diberikan oleh bawahan. Laporan
ini dapat berupa lisan, atau tulisan tentang pelaksanaan pekerjaan dan. hasil-hasil
yang telah dicapai.
Kebaikannya :
a.
Waktu manajer untuk mengerjakan tugas-tugas
lainnya semakin banyak, misalnya Perencanaan, kebijaksanaan, dan lain-lainnya.
b.
Biaya pengawasan relatif kecil.
c.
Memberikan kesempatan inisiatif bawahan
berkembang dalam melaksanakan pekerjaan.
Keburukannya :
a.
Laporan kadang-kadang kurang obyektif, karena
ada kecenderungan untuk melaporkan yang baik-baiknya saja.
b.
Jika ada kesalahan-kesalahan terlambat
mengetahuinya, sehingga perbaikannya pun juga terlambat.
c.
Kurang menciptakan hubungan-hubungan antara
atasan dan. bawahan.
3.
Pengawasan berdasarkan kekecualian, yaitu
pengendalian yang dikhususkan untuk kesalahan-kesalahan yang luar biasa dari
hasil atau standar vang diharapkan. Pengendalian semacam ini dilakukan dengan
cara kombinasi langsung dan tidak langsung oleh manajer.[13]
E.
Pengawasan
dalam Al-Qur’an
Dalam Al-Qur'an
pengawasan sering disebut dengan istilah “Basyir”. Al-Qur'an banyak menyitir pengawasan yang dilakukan Allah. Firman
Allah SWT dalam Q.S.Fushshilat : 40. Yang artinya :“Sesungguhnya orang-orang
yang mengingkari ayat-ayat Kami, mereka tidak tersembunyi dari Kami. Maka
apakah orang-orang yang dilemparkan ke dalam neraka lebih baik ataukah
orang-orang yang datang dengan aman sentosa pada hari kiamat? Perbuatlah apa
yang kamu kehendaki, sesungguhnya
Dia Maha Melihat apa Yang kamu kerjakan.”
Allah dalam
konteks ayat 40 Fushshilat ini berhubungan dengan fungsinya sebagai pengawas
yang pengawasan-Nya tidak terhalang oleh apapun. Pengawasan-Nya meliputi segala
sesuatu. Semua dimensi perbuatan manusia terawasi oleh Tuhan. Menurut
Al-Maraghi[14]
Allah mempunyai
pengalaman dan pengetahuan tentang amal perbuatan, tidak ada satupun perbuatan
yang tersembunyi bagi Allah diantara amal-amal perbuatanmu maupun hal lain, dan
Dia memberi balasan padamu sesuai amal perbuatanmu. Selanjutnya dalam Q.S. 2 :
96 Allah berfirman, yang artinya : “Dan sungguh kamu akan mendapati
mereka, sebanyak-banyak manusia kepada kehidupan (di dunia), bahkan (lebih
banyak lagi) dari orang-orang musyrik. Masing-masing dari mereka hanya diberi
umur seribu tahun lagi, padahal umur panjang itu tidak akan menjauhkan daripada
siksa. Allah mengetahui apa yang mereka kerjakan.”
Dalam kaitannya
dengan ayat ini, pengawasan Allah meliputi orang-orang yang tidak mempercayai
hari akhir. Dalam ayat ini, orang-orang itu menuntut umur panjang supaya mereka
bebas mengerjakan apapun. Dan mereka merasa akan terhindar dari siksa dan
pengawasan Allah. Allah mengawasi perbuatan jelek mereka. Dalam ayat
selanjutnya ditegaskan, bahwa Allah SWT menurunkan Al- Qur'an melalui malaikat
Jibril sebagai perintah Allah dan pembenar bagi kitab-kitab sebelum Al-Qur'an
dan sebagal petunjuk dan berita gembira.[15]
Allah mempunyai
tolok ukur dalam pengawasan-Nya, yakni dengan menjadikan Al-Qur'an sebagal
aturan bagi manusia. Jika manusia menuruti Al-Qur'an niscaya mendapat anugerah
dan siapa inkar akan disiksa. Ada satu prinsip yang dapat ditarik, yaitu
pengawasan itu harus didasarkan pada aturan dan tujuan. Dengan aturan,
pengawasan tidak akan keluar dari jalur yang ditetapkan dan dengan tujuan
pengawasan diberi arah yang pasti. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surat
Al-Baqarah : 110, yang artinya : “Dan dirikanlah shalat serta bayarlah zakat
dan apa-apa yang kamu tampilkan sebagai kebajikan.
Tentulah kamu akan mendapatkan disisi Allah, sesungguhnya Allah Maha melihat
apa yang kamu kerjakan.”
Dalam ayat ini,
Allah SWT menjelaskan bahwa bekerja/ pekerjaan manusia seperti shalat, zakat
dan kebajikan lain senantiasa diawasi oleh Allah SWT.[16]
Dalam
hubungannya dengan pengawasan, Allah SWT juga berfirman dalam Q. S. Al-Baqarah
ayat 149, yang artinya: “Dan darimana saja kamu keluar, maka palingkanlah
wajahmu ke arah masjidil haram. Itu merupakan ketentuan yang hak dari Tuhanniu,
dan Allah tidak lalai terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Penilaian Allah
dalam ayat ini pun selalu berhubungan dengan kerja. Pekerjaan atau kerja
manusia inilah yang senantiasa diawasi oleh Tuhan. Pekerjaan ini harus
disandarkan kepada kebenaran (al-Haq) yang berasal dari Tuhan dalam situasi dan
kondisi apapun.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Controlling merupakan
salah satu fungsi manajemen yang sangat berarti terutama karena fungsinya untuk
mengukur antara perbuatan yang dikerjakan dengan hasil yang diperoleh.
Pengawasan akan berjalan efektif dan efisien apabila didasarkan pada asas,
cara, proses dan teknik serta alat yang sesuai. Jika hat tersebut dapat
dijalankan maka proses manajemen akan semakin sempurna guna mencapai tujuan
yang diharapkan.
Dalam
Al-Qur'an, controlling (penga.wasan) senantiasa berhubungan dengan fungsi Allah,
dalam hal ini salah satu nama baiknva (al asma al husna) yaitu Maha Mellhat (mengawasi)
yaitu term “Basyara”.
Dalam
pengawasan Islam, proses dan hasil senantiasa didasarkan pada aturan main (the
rule of the game) yaitu hukum atau aturan Allah SWT dan senantiasa dikaitkan
dengan kerja (amal) manusia, apakah sesuai dengan aturan atau tidak.
DAFTAR ISI
Arikunto,
Suharsimi, Organisasi dan Administrasi, (Jakarta: Rajawali, 1990), Cet ke I
Hasibuan,
Malayu SP,Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, (Jakarta: Gunung Agung,
1996), Cet ke II
Nana Sudjana
dan Eddy Susanto, Pendekatan Sistem Bagi Administrator Pendidikan, (Bandung: Sinar
Baru, 1989), Cet ke I
Mulkiyat, Pengantar Sistem Informasi
Manajemen, (Bandung: Rosdakarya, 1996), cet ke II.
Hamalik, Oemar,
Perencanaan dan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Mandar Maju, 1991), cet ke I.
Sutisna, Oteng,
Administrasi Pendidikan, (Bandung:
Angkasa, 1986), cet ke III.
Al-Maraghi,
Tafsir al-Maraghi, (Semarang: Toha Putra, 1989),
Jalalain,
Tafsir al-Jalalain, (Bandung: Sinar Baru, 1990).
[2] Malayu SP
Hasibuan, Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah, Jakarta, Gunung Agung,
1996, Cet ke II h.245
[4] Nana Sudjana dan Eddy
Susanto, Pendekatan Sistem Bagi Administrator Pendidikan, Bandung, Sinar Baru,
1989, Cet ke I, h.23
[7] Oemar Hamalik,
Perencanaan dan Manajemen Pendidikan, Bandung, Mandar Maju, 1991, cet ke I, h.
128-129
[16] Ibid,
h. 58
Tidak ada komentar:
Posting Komentar